Retrospeksi Nawa Cita dan 5 Visi Indonesia Menuju Prospektif Asta Cita: Suatu Keberlanjutan

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 8 Juli 2024 22:19 WIB
Andre Vincent Wenas (Foto: Dok MI)
Andre Vincent Wenas (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Keberlanjutan adalah tema besar yang diusung Prabowo-Gibran dalam kampanye pilpres lalu dan telah membawa kemenangan. Tema ini yang dipilih mayoritas rakyat untuk jadi panduan dalam memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. 

Untuk itu kita perlu sejenak (in retrospect) meluangkan waktu merefleksikan “Nawa Cita” program periode pertama Presiden Joko Widodo (bersama wakilnya Jusuf Kalla) dan dilanjutkan dengan “5 Visi Indonesia” pada periode kedua Jokowi (bersama Maruf Amin). Untuk kemudian bakal dilanjutkan dengan Asta Cita oleh Prabowo-Gibran. 

Jangan dilupakan, di tahun 2019 dunia diterpa pandemi global Covid-19, yang mengakibatkan ekonomi dunia mengalami stagnasi. Tapi faktanya Indonesia akhirnya bisa keluar dari krisis itu dengan selamat. Walaupun residu pandemi global itu masih perlu mitigasi. 

Jokowi-JK merancang sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita. Program ini digagas pada periode 2014-2019 untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Isinya: 

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan. 

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 

5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar". Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah. 

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. 

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Pada periode kedua kepimpinannya, Presiden Joko Widodo mencanangkan 5 Visi Indonesia, tanpa menafikan 9 program dalam Nawa Cita. Di tengah dinamika global dimana fenomena perubahan yang cepat, berisiko, kompleks dan penuh kejutan, kita kerap harus melakukan rekalkulasi kebijakan. Adaptif dan adoptif jadi penting diperhatikan. 

Jokowi mengungkapkan, cara-cara lama harus ditinggalkan, baik dalam mengelola organisasi, lembaga, maupun pemerintahan. Diperlukan inovasi dan kreativas, sikap tidak mudah patah arang. Ada 5 tahapan besar yang akan ditempuh dalam periode kedua masa kepemimpinannya: 

Pertama, pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan. Infrastruktur berskala besar sudah dibangun, ini dilanjutkan dengan lebih cepat serta juga akan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar. 

Adapun infrastruktur-infrastruktur besar itu seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat. Infrastruktur tersebut nantinya akan disambungkan dengan kawasan-kawasan yang memiliki industri kecil. Dan juga akan disambungkan dengan kawasan ekonomi khusus dan kawasan-kawasan pariwisata. 

Tak lupa, kawasan-kawasan persawahan, perkebunan, dan tambak-tambak perikanan, akan dihubungkan dengan dengan infrastruktur tersebut. Interkonektivitas. 

Kedua, pembangunan sumber daya manusia. Awal mulainya dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, dan kesehatan anak-anak sekolah. Ini merupakan umur emas guna mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan. Tidak boleh ada lagi stunting, ibu yang meninggal, serta angka kematian bayi harus diturunkan. 

Kualitas pendidikan terus ditingkatkan. Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school. Membangun lembaga manajemen talenta Indonesia. Melalui lembaga tersebut, nantinya pemerintah akan mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia. 

Kemudian, diaspora yang memiliki talenta tinggi diberikan dukungan oleh agar dapat berkontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia. Pemerintah menyiapkan lembaga-lembaga khusus yang akan mengurus manajemen talenta ini. 

Ketiga, investasi harus diundang seluas-luasnya. Tujuan mengundang investasi seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan yang seluasnya. Jangan ada yang alergi terhadap investasi, karena dengan cara inilah lapangan pekerjaan dapat terbuka lebar. 

Penghambat investasi harus dipangkas. Tugas negara memastikan akan mengejar dan menindak bila perizinan berjalan dengan lambat, berbelit-belit dan terjadi praktik pungutan liar. 

Keempat, reformasi birokrasi. Perlunya reformasi struktural agar lembaga-lembaga semakin sederhana, simpel, dan lincah. Kunci dari reformasi birokrasi adalah kecepatan melayani dan kecepatan memberikan izin. 

Negara akan mencopot pejabat dari lembaga yang tidak efisien atau tidak efektif. Selain itu juga akan membubarkan lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah. 

Kelima, menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran. Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semua harus dipastikan memiliki manfaat ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Begitulah program Nawa Cita Jokowi-JK, lalu 5 Visi Pembangunan Jokowi-Maruf Amin di atas bakal dilanjutkan dengan Asta Citanya Prabowo-Gibran. 

Garis besar dari program Asta Cita ada delapan, dimana duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengusung visi 'Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045'.

Asta Cita berisikan tentang pengokohan ideologi hingga demokrasi. Pemantapan sistem pertahanan negara dan mendorong kemandirian bangsa lewat swasembada pangan hingga ekonomi kreatif. Memperkuat pembangunan SDM, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi, meningkatkan lapangan kerja hingga soal reformasi politik, hukum dan birokrasi.

Kedelapan misi yang disebut Asta Cita, dan diklaim sebagai keberlanjutan dari apa yang sudah dikerjakan dengan baik oleh Presiden Joko Widodo adalah sebagai berikut:

1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).

2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.

4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Meneruskan pembangunan IKN. 

7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan Makmur.

Kita perlu mengevaluasi secara obyektif dan adil terhadap Nawa Cita dan 5 Visi Indonesia, serta menyerap kedelapan misi dari Asta Cita agar bisa seoptimal mungkin berkontribusi mempersiapkan “Indonesia Emas 2045”. 

Waktunya pendek hanya dua dekade, dan bonus demografi itu bukan lagi fatamorgana, bukan ilusi. Ayo kerja… kerja… kerja… 

[Andre Vincent Wenas - Pemerhati Masalah-masalah Ekonomi dan Politik]