Kecewa Food Estate di Humbahas Gagal, Djarot Saiful Hidayat: Kami Akan Tindak Lanjuti!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Januari 2023 14:14 WIB
Jakarta, MI - Gerak cepat Komisi IV DPR RI ke daerah melihat langsung keberadaan Food Estate yang digagas Presiden Jokowi sebagai Pembangunan Strategis bidang Ketahanan Pangan membuahkan dinyatakan gagal dan tidak mencapai target. Sebelumnya Komisi IV DPR RI curiga data keberhasilan Food Estate yang diklaim menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo diragukan dan dituding Komisi IV sarat rekayasa. Guna mengakhiri perdebatan yang saling klaim paling benar, Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke lahan Food Estate di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Kamis (26/1) kemarin untuk meninjau dan melihat secara langsung perkembangan atau progres dari proyek lumbung pangan nasional tersebut. Kedatangan rombongan yang diketuai oleh Djarot Saiful Hidayat (PDIP) dengan anggota Mindo Sianipar (PDIP), Maria Lestari (PDIP), KRT Darori Wonodipuro (Gerindra), H Sulaiman L Hamzah (NasDem), Edwar Tannur (PKB) dan Drh Slamet (PKS) itu disambut Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor selaku Penanggungjawab Pengembangan dan Pengelolaan Food Estate di wilayah Humbahas, Wakil Bupati Oloan Paniaran Nababan, Forkopimda Humbahas dan undangan lainnya. Tiba di lahan food estate itu, para wakil rakyat itu langsung menunjukkan raut wajah kecewa melihat kondisi lahan Food Estate yang sebagian besar terkesan ditelantarkan dan tidak produktif lagi. Padahal sebelumnya, Food Estate itu sangat diharapkan menjadi lumbung pangan nasional di Indonesia. Untuk mengetahui kendala atau masalah yang dihadapi dalam pengembangan Food Estate itu, satu per satu rombongan Komisi IV DPR RI mengajukan pertanyaan kepada para petani yang mengolah lahan disana. Kesimpulan yang mereka dapat, pengelolaan atau pengembangan Food Estate saat ini tidak tepat sesuai dengan rencana awal pembangunannya dimulai. Tidak hanya itu saja. Dari pantauan dan pengalaman mereka (komisi IV), lahan Food Estate di sana ternyata tidak cocok ditanami tanaman hortikultura karena tanahnya sangat tandus. “Tadi kita sudah bicara, bahwa sebetulnya ini (Food Estate Humbahas) masih jauh dari target. Di Sumatera ini kan ada 30.000 hektar, sedangkan di Humbang ini 1000 hektar. Tapi yang terealisasi baru 165 hektar dari 215 hektar. Jadi masih jauh lah,” ucap Ketua Tim Rombongan Komisi IV DPR RI, Djarot Saiful Hidayat ke wartawan di lokasi Food Estate. Selain tidak capai target, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti masalah koordinasi pengelolaan Food Estate yang masih sangat lemah, yang membuat para petani tidak tahu atau tidak fokus untuk menanam satu jenis tanaman yang menjadi tanaman unggulan disana. “Yang kedua, ini koordinasinya masih lemah, sehingga jenis holtikultura yang ditanam masih bervariasi dan macam-macam. Kita ingin tahu, sebenarnya fokusnya mau ke mana sih?. Dulu fokusnya kita ingin tanam bawang merah dan bawang putih. Karena impor bawang putih itu sangat besar dari luar negeri,” ujarnya. “Dan katanya ke komisi, bawang putih sangat cocok di sini. Tapi yang kita lihat ada bermacam-macam. Sehingga kita perlu untuk memfokuskan untuk tanam apa. Apakah bawang putih, atau bawang merah, atau kentang, atau apa ?. Sehingga betul-betul kita punya fragmen, kira-kira Sumatera Utara, Humbang ini basisnya adalah hortikultura khusus untuk kentang dan bawang putih misalnya,” ucapnya lagi. Lebih lanjut dia juga mempertanyakan keterlibatan atau komitmen dari 7 investor swasta (offtaker) yang sebelumnya telah menyatakan siap untuk mendukung program Food Estate tersebut. “Katanya ada 7 investor swasta. Namun tadi yang hadir hanya 1. Mereka akan kita undang kesediaan mereka untuk bisa mengelola lahan di Food Estate yang sudah disediakan dari awal seluas 215 hektar. Harus dikelola maksimal. Kan sudah dibagi-bagi lahannya. Mau nggak mereka bekerjasama. Kan kita belum tahu. Tapi kalau 215 hektar, itu masih kurang,” ungkapnya. Djarot juga menyoroti kurangnya koordinasi terutama antara investor dengan pemerintah daerah dan Kementerian Pertanian. “Sekarang jadi leading sektor nya siapa toh? Harusnya kan dari Kementerian Pertanian sebagai leading sektornya. Jadi, ini perlu dilihat progresnya sebetulnya tidak begitu bagus,” tukasnya. Di akhir penjelasannya, mantan Wali Kota Blitar itu mengingatkan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor selaku Penanggungjawab Pengembangan dan Pengelolaan Food Estate di wilayah Humbahas. untuk bertanggungjawab atas pengelolaan dan pengembangan lahan food estate tersebut sesuai dengan SK yang dia terima dari Menko Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves). “Kalau sudah mendapatkan persetujuan dari Menko Marves, seharusnya dia (Dosmar) bertanggungjawab dong. Dia harus di depan berkoordinasi untuk mendapatkan investasi. Serta tetap berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian,” ucapnya sembari menyebutkan, jumlah anggaran yang telah dihabiskan dari Kementerian Pertanian untuk food estate di Humbahas pada tahun 2020 sebesar Rp 46 miliar. Mengakhiri kunjungan kerja mereka pada hari itu, dengan panduan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mengajak rombongan melihat pertanaman bawang merah yang pertumbuhannya kurang bagus atau terancam gagal panen. Djarot Syaiful Hidayat mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan panjang lebar temuan dalam kunjungannya ke Humbahas Kamis (26/1). "Yang jelas kami Nyatakan Food Estate di Humbahas gagal. Alat alat pertanian ( Alsintan) enggak jelas keberadaannya dan berapa yang sudah didistribusikan kesana," kata Djarot saat dihubungi Monitor Indonesia. Djarot menegaskan, pembangunan infrastruktur jalan disana tidak mencapai target dan kurang sinkron dengan sektor pertaniannya yang mestinya sisi sepanjang jalan kiri-kanan ditanami. "Lalu singkong yang disana ternyata juga umbinya sangat kecil kecil. Pokoknya kami sangat kecewa dan akan kami tindak lanjuti," tegas Djarot. (Sabam Pakpahan)