Marak Kasus Penculikan, Sinyal Negara Gagal Melindungi Rakyat

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Januari 2023 13:06 WIB
Jakarta, MI - Mencuatnya kasus penculikan anak untuk diperjual belikan menjadi catatan penting di awal tahun 2023. Berulangnya kasus penculikan anak menjadi bukti gagalnya negara melindungi rakyat. Sekaligus potret lemahnya sendi kehidupan masyarakat. “Tugas utama negara adalah memberikan rasa aman bagi rakyatnya. Itu hakekat dasar bagi siapa saja hidup dalam tatanan bernegara,” tegas peneliti kebijakan publik IDP-LP, Riko Noviantoro kepada Monitor Indonesia, Jum'at (27/1). Memberikan rasa aman, lanjut Riko diwujudkan negara dari segala bentuk ancaman dan ketakutan. Sudah pasti adanya kasus penculikan menimbulkan rasa terancam dan ketakutan pada diri warga negara. Berpijak pada anasir itu, sambung Riko menjadi cukup menyebutkan gagalnya negara memberikan perlindungan. Apalagi, kata dia, kasus penculikan anak berulang beberapa kali. Meskipun pelakunya ada yang sudah tertangkap, tidak berarti selesai. “Memang melaksanakan pengamanan bukan semata negara. Hanya saja negara punya infrastruktur politik, hukum dan keamanan yang lengkap untuk menjalankan tugas tersebut,” imbuhnya. Hal demikian menjadi cukup beralasan memberikan penilaian gagalnya tugas negara melindungi. Karena sudah diberian infrastruktur keamanan dan politik untuk melindungi, tetapi tidak mampu melaksanakan. Pada sisi lain, Riko mendorong peran ketua RT dan ketua RW untuk mampu meningkatkan ikatan sosial lingkungannya. "Melalui ikatan sosial yang kuat secara preventif mampu cegah berbagai upaya kejahatan di lingkungan terdekat," tutup Riko Noviantoro.