Pelayanan Kesehatan ke Luar Negeri adalah Capital Outflow, PSI: Perbaiki Pelayanan Medis di Dalam Negeri

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 17 Maret 2023 08:56 WIB
Jakarta, MI - “Sinyalemen Presiden Joko Widodo yang mengatakan sebanyak 2 juta warga Indonesia saat ini masih berobat ke luar negeri menggambarkan betapa potensi devisa sebesar Rp 165 triliun masih disedot berbagai negara lain. Ini sebetulnya peluang untuk kita rebut kembali, asalkan semua persyaratannya bisa kita penuhi,” ujar Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Soilidaritas Indonesia (PSI) yang juga juru bicara bidang ekonomi, pada Jumat (17/3). Saat mengunjungi RS Mayapada, Bandung awal Maret ini Presiden Joko Widodo mengatakan hampir 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri. Ada sekitar 1 juta yang ke Malaysia, kurang lebih 750.000 memilih ke Singapura. Dan sisanya ke Jepang, Amerika ke Jerman dan lain-lain. PSI sepakat bahwa, “Kondisi itu tak bisa dibiarkan terus terjadi. Sebab ada aliran modal (capital outflow) yang keluar negeri terus-menerus. Sayang sekali kerena kompetensi dokter-dokter kita sebetulnya banyak yang hebat-hebat,” Andre lebih lanjut. Tantangannya, seperti diketahui rasio dokter per 1.000 penduduk Indonesia pada tahun 2022 masih rendah yaitu 0,63. Angka ini berada di bawah negara-negara ASEAN seperti Singapura yang 2,2, Brunei Darussalam 1,6, dan Malaysia 1,54. Dari aspek kapasitas rumah sakit atau rasio tempat tidur fasilitas kesehatan terhadap jumlah penduduk hanya 1,2 per 1.000 populasi. Rasio ini sangat rendah dibandingkan negara lain seperti India 2,7 per 1.000 populasi, China 4,3 per 1.000 populasi, dan Jepang 13 per 1.000 populasi PSI melihat masih banyak yang perlu dibenahi, “Sistem pelayanan kesehatan mulai dari sistem pendidikan dokter dan para spesialisnya yang mesti dipermudah, peningkatan pelayanan rumah sakit, membasmi mafia alat kesehatan, asosiasi tenaga medis yang lebih professional, sampai ke upaya menarik kembali diaspora medis di manca negara, lalu RUU Kesehatan juga mesti dituntaskan, dan banyak aspek lainnya yang mesti diperbaiki,” kata Andre lebih jauh. “Yang penting semua mesti transparan, jangan ada yang bermain kotor demi kepentingan kelompok tertentu di belakang layar. Kasihan rakyat, dan juga para dokter yang kerap mengalami perlakukan tidak pantas saat menjalankan profesinya, plus potensi devisa yang terbuang,” ujar Andre mengakhiri keterangannya.

Topik:

PSI Andre Vincent Wenas

Berita Sebelumnya

Investasi di IKN, Pemerintah Siapkan Banyak Kemudahan dan Tawaran Insentif Pajak 

Berita Selanjutnya

Mahfud MD Janji Jelaskan Soal Transaksi Mencurigakan Rp300 Triliun di Kemenkeu

Berita Terkait

Hukum
Jaksa Agung ST Burhanuddin

Jaksa Agung ST Burhanuddin Diminta Tak Ragu Jebloskan Komisaris ID Food Silfester Matutina ke Penjara

10 Agustus 2025 11:36 WIB

Politik
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (Foto: Istimewa)

FOLU Net Sink 2030: Strategi Penyelamatan Hutan atau Partai?

25 Juli 2025 07:57 WIB

Nasional
Presiden Prabowo Subianto (Foto: Tangkapan Layar)

Presiden Prabowo: Sedikit Emosional Kalau Mendengar Kata-kata PSI

21 Juli 2025 12:15 WIB

Politik
Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie (Foto: Ist)

Ketua Dewan Pembina PSI Sebut Jokowi Jadi Bagian Dari Partainya

19 Juli 2025 17:09 WIB

Politik
Kaesang Pangarep (tengah) bersama Ronald A Sinaga atau Bro Ron (kiri) danAgus Mulyono Herlambang (kanan) di acara Kongres PSI, Solo, Jawa Tengah (Foto: Ist)

Kaesang Resmi Terpilih Jadi Ketum PSI Periode 2025-2030

19 Juli 2025 16:38 WIB

Politik
Calon Ketua Umum (Caketum) PSI, Ronald A Sinaga (Bro Ron). (Foto: Ist)

Bro Ron Optimis Menangkan Pemilu Raya PSI: Unggul 0,1 Persen Cukup Untuk Menang

19 Juli 2025 14:55 WIB