Tentara AS Meninggal di Hutan Karawang, Begini Kronologinya

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 23 April 2024 21:25 WIB
Ilustrasi [Foto: iStock]
Ilustrasi [Foto: iStock]

Jakarta, MI - Perwira tentara Amerika Serikat (US Army) yang dilaporkan hilang di hutan Karawang, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, diduga akibat serangan jantung.

Major William Walker dari Satuan Aviation Officer sebelumnya, dilaporkan hilang di hutan Karawang Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang pada Senin (22/4/2024) kemarin.

"Iya meninggal. Sakit ya, sakit mendadak, ya mungkin serangan jantung ya," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI, Nugraha Gumilar kepada wartawan, Selasa (23/4/2024).

Dijelaskan Gumilar, Major William tengah melakukan survei tempat pendaratan pasukan penerjunan, untuk latihan Super Garuda Shield (SGS) pada Senin 22 April 2024. 

Namun, ia tidak kembali ke titik awal usai mengecek lokasi pendaratan. Pengecekan memang dilakukan terpisah antaranggota, dan tidak bergerombol.

"Iya, survei dari pagi sampai sore, survei tentang tempat pendaratan pasukan penerjunan, disebar di daerah penerjunan, diukur jarak semuanya. Ditunggu kembali, ga balik-balik. Ga kembali ke titik awal," ujarnya.

"Iya itu kan emang jauh-jauh ya, itu luas tempat pendaratan. Meninjau gitu. Ga kembali ke titik awal, (langsung) dicari (dari semalam)," sambungnya.

Gumilar menegaskan, saat ini korban telah dievakuasi dari hutan di wilayah Karawang yang menjadi lokasinya ditemukan tewas.

Salah seorang Tim SAR Gabungan, Emon mengatakan korban dinyatakan hilang Senin (22/4/2024) pukul 16.00 WIB. Kemudian tim SAR gabungan bergerak, menyisir lokasi hutan untuk menemukan korban. 

Namun Emon mengaku, tidak mengetahui kronologi korban bisa hilang di hutan.

"Katanya sih terpisah dari rombongan saat melakukan tinjau medan latihan gabungan bersama (Latgabma) SGS TNI dan US Army di Kawasan Perumahan Karawang Baru, Kecamatan Cikampek. Satu tentara Amerika memisahkan diri dan kemudian hilang," kata Emon, Selasa (23/4/24).

Emon mengatakan, dia bersama komunitas trail menyusuri jalan hutan penuh lumpur, yang sulit dilalui karena ketebalanya. 

"Jalan tersebut penuh lumpur dan sering digunakan untuk offroad," ujarnya.