Jokowi Terima Sekjen OECD di Istana Bogor Hari Ini

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 28 Mei 2024 10:41 WIB
Presiden Joko Widodo [Foto: Instagram]
Presiden Joko Widodo [Foto: Instagram]

Jakarta, MI - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diagendakan menerima Sekretaris Jenderal Organisasi, untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) Mathias Cormann di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/5/2024).

"Hari ini, Presiden Jokowi memang diagendakan untuk menerima  Mathias Cormann, Secretary General OECD di Istana Kepresidenan Bogor," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana di Jakarta, Selasa (28/5/2024).

Kunjungan Sekjen OECD Mathias Cormann ke Indonesia, sebelumnya sempat didiskusikan saat pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan pimpinan Nikkei Inc., yakni Hidenaka Kato dan Daisuke Arakawa dalam rangkaian acara Nikkei Forum 29th Future Asia di Tokyo, Jepang, pekan lalu.

"Sekretaris Jenderal (OECD) akan berkunjung ke Indonesia akhir bulan ini, akan mengadakan pertemuan dengan presiden, dia akan direncanakan datang 28-29 (Mei)," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/5/2024) lalu.

Saat ini Indonesia telah masuk daftar aksesi OECD, sebagai negara yang sedang berproses menjadi anggota tetap.

Airlangga mengatakan aksesi adalah negara yang dalam proses menjadi anggota. Sejak 2007, Indonesia telah menjadi mitra OECD bersama Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.

Ia mengatakan permohonan Indonesia untuk menjadi negara anggota tetap OECD telah diterima, melalui Ministerial Council Meeting dalam rangka memperingati 10 tahun The OECD Southeast Asia Regional Programme (SEARP) yang digelar di Paris, Prancis, pada awal Mei lalu.

Menurut Airlangga, selain agar mampu keluar dari middle income trap, bergabung dengan OECD akan membuat Indonesia memiliki reformasi ekonomi tahap kedua, melalui kalibrasi dengan praktik terbaik dari negara lainnya.

Pascaaksesi, Indonesia akan membuat memorandum yang mencakup 26 sektor dalam steering commitee OECD, mulai dari keuangan, ekonomi, antikorupsi, persaingan sehat, consumer policy, digital ekonomi, hingga teknologi policy.