Aksi Brutal WNA di Bali, DPR RI: Jangan Biarkan Marwah NKRI Diinjak-Injak

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 15 April 2025 17:37 WIB
Cucun Ahmad Syamsurijal (Dok.MI)
Cucun Ahmad Syamsurijal (Dok.MI)

Jakarta, MI - Insiden perusakan fasilitas medis oleh seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat di Bali menjadi sorotan tajam parlemen. Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyebut aksi tersebut sebagai alarm keras atas lemahnya pengawasan terhadap keberadaan warga asing di Indonesia.

“Aksi brutal WNA di Bali membuktikan bahwa pengawasan terhadap warga asing masih lemah. Lembaga terkait harus tegas menyikapi persoalan ini,” kata Cucun, Selasa (15/4/2025).

Insiden yang dimaksud terjadi pada Sabtu (12/4/2025), saat seorang pria bule berinisial MM mengamuk di Klinik Nusa Medika, Pecatu, Kuta Selatan, Badung. Aksinya terekam dan viral di media sosial. Dalam video tersebut, MM yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek terlihat membanting lemari, merobek gorden ruang pemeriksaan, dan meneriaki staf serta pasien yang ketakutan.

Kerusuhan tersebut sontak memicu kepanikan. Pasien berhamburan keluar ruang periksa, sementara tenaga medis dan staf klinik berusaha menyelamatkan diri.

Setelah diamankan, MM sempat ditahan oleh pihak Imigrasi Denpasar selama satu hari dan kemudian dideportasi pada Senin (14/4). Hasil tes urine menunjukkan ia positif mengonsumsi narkotika jenis THC dan kokain. Namun, polisi tidak melakukan penahanan karena tidak ditemukan barang bukti.

Cucun menyayangkan keputusan itu. “Mengapa seorang WNA yang positif narkoba bisa dibebaskan hanya karena tak ditemukan barang bukti?” kritiknya.

Politisi PKB ini juga menekankan pentingnya sistem pengawasan yang ketat terhadap WNA, khususnya di daerah pariwisata seperti Bali yang rentan menjadi tempat persembunyian pelaku penyalahgunaan narkotika.

“Sudah saatnya Indonesia punya sistem yang ketat untuk menyaring dan memantau setiap orang asing yang masuk,” ujarnya.

Sebagai pimpinan DPR Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Cucun juga menyoroti dampak insiden terhadap pasien dan tenaga medis.

“Fasilitas kesehatan harus bebas dari aksi destruktif. Tindakan brutal seperti ini mengganggu kenyamanan pasien dan bahkan bisa membahayakan nyawa mereka,” tegasnya.

Tak hanya itu, ia menilai kejadian ini mencerminkan lemahnya koordinasi antar lembaga—mulai dari aparat keamanan, instansi kesehatan, hingga keimigrasian.

“Bagaimana mungkin seorang pengguna narkoba bisa lolos tanpa pengawasan selama tinggal di akomodasi lokal, hingga menimbulkan kekacauan di fasilitas umum?” tukas Cucun.

Ia mendesak seluruh instansi terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan WNA di wilayah strategis seperti Bali. Imigrasi, lanjutnya, perlu memperketat proses seleksi masuk serta meningkatkan pemantauan terhadap WNA yang tinggal di Indonesia.

“Pihak berwenang harus lebih transparan dan tidak ragu menindak tegas pelanggaran hukum, tanpa pandang bulu,” seru legislator dari Dapil Jawa Barat II itu.

Menurutnya, insiden ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat kedaulatan hukum dan menjaga martabat bangsa.

“Arogansi seperti ini tidak boleh ditoleransi. Jangan sampai pintu marwah NKRI diinjak-injak oleh orang asing. Mereka yang datang ke Indonesia wajib taat aturan,” pungkasnya. ***

Topik:

WNA Fasilitas Medis Bali DPR