Profil Eks Dirut MIND ID Hendi Prio Santoso dan Sederet Kasus yang Menyeret Namanya


Jakarta, MI - Hendi Prio Santoso, mantan Direktur Utama MIND ID (Mining Industry Indonesia), lahir di Jakarta pada Februari 1967, Ia menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat, meraih gelar Sarjana Ekonomi dari University of Texas di Austin pada 1986-1988.
Kemudian, ia melanjutkan studi dan meraih gelar Bachelor of Business Administration dengan jurusan ganda di Finance and Economics dari University of Houston pada 1988-1990.
Hendi memulai perjalanan kariernya di dunia perbankan investasi dengan bergabung di PT JPMorgan Securities Indonesia pada Januari 2004 sebagai Direktur Investment Banking.
Selama tiga tahun lima bulan, ia memimpin tim dalam berbagai kegiatan penjaminan ekuitas, penggalangan dana utang, private placements, merger dan akuisisi, serta layanan penasihat keuangan lainnya. Pengalaman ini memberikan dasar kuat bagi Hendi dalam memahami kompleksitas sektor keuangan dan investasi.
Pada Mei 2007, Hendi memutuskan untuk beralih ke industri gas dengan bergabung di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) sebagai Direktur Keuangan. Hanya sebulan kemudian, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Presiden Direktur sekaligus CEO PGN.
Di bawah kepemimpinannya, PGN mengalami berbagai kemajuan signifikan. Ia memegang dua kendali puncak di PGN hingga Juni 2008, ketika ia memutuskan untuk fokus sebagai Presiden Direktur.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Transportasi Gas Indonesia hingga Juni 2013 dan komisaris PT Saka Energi Indonesia hingga September 2017.
Setelah menyelesaikan tugasnya di PGN, pada September 2017, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengangkat Hendi sebagai Direktur Utama, menggantikan Rizkan Chandra yang meninggal dunia pada 15 Juli 2017.
Selama empat tahun tiga bulan, Hendi memimpin PT Semen Indonesia dan berhasil membawa perusahaan tersebut meraih berbagai pencapaian.
Lebih lanjut, Pada 29 Oktober 2021, Hendi Prio Santoso resmi diangkat sebagai Direktur Utama MIND ID, dengan pengalaman luasnya di berbagai sektor, terutama dalam memimpin perusahaan besar seperti PGN dan PT Semen Indonesia.
Namun, pada 3 Maret 2025, Hendi Prio Santoso dicopot dari jabatannya sebagai direktur utama MIND ID dan digantikan oleh Maroef Sjamsoeddin melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada hari tersebut.
Kasus yang Menyeret Nama Hendi Prio Santoso
Menurut informasi yang dihimpun Monitorindonesia pada Selasa (15/4/2025), Kasus-kasus korupsi yang diduga melibatkan Hendi antara lain adalah dugaan penyimpangan dalam akuisisi saham di Lapangan Kepodang, Blok Muriah, Jawa Tengah. PT PGN melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia (SEI), diduga merugikan keuangan negara sekitar US$70 juta sejak tahun 2014. Kasus ini telah dilaporkan ke KPK oleh berbagai elemen masyarakat.
Kasus lain yang diduga melibatkan Hendi adalah dugaan korupsi dalam proyek Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung. Proyek ini diduga menimbulkan kerugian negara hingga Rp 1 triliun pada tahun 2016. Proyek ini juga telah dilaporkan ke KPK oleh sejumlah pihak.
Hendi Prio Santoso pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) pada 2007-2008. Selanjutnya sejak 2008 hingga September 2017, ia didapuk menjadi Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Selama periode itu pula, banyak persoalan dugaan tindak korupsi terjadi di PGN. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebenarnya sudah mengirim setumpuk hasil audit PGN ke KPK.
Bahkan berkas pemeriksaan PT PGN lebih dahulu dikirim ke KPK dibandingkan, berkas LHP PKN atas Pengadaan LNG Corpus Christi Liquefaction LLC, yang kasusnya sudah divonis PN Jakarta Pusat.
Kasus korupsi jual beli gas adalah salah satu kasus di PGN yang terjadi di era Hendi. Maka mutlak KPK kudu memeriksanya, jika terlibat tak ada alasan lagi untuk tidak dijadikan sebagai tersangka.
Laporan LHKPN Hendi Prio Santoso Maret 2024
Dilaporkan pada Maret 2024, harta kekayaan Hendi Prio Santoso mencapai lebih dari Rp218 miliar. Menariknya, ia hanya memiliki 1 mobil dan 1 motor dengan harga menengah. Yakni sebuah mobil Toyota Alphard senilai Rp700 juta dan motor Honda Revo senilai Rp4 juta.
Berikut rincian harta kekayaan Hendri Prio Santoso yang didominasi dari kas dan setara kas:
- Tanah dan bangunan: Rp61.240.820.000
- Alat transportasi dan mesin: Rp704.000.000
- Harta bergerak lainnya: Rp550.000.000
- Kas dan setara kas: Rp156.326.922.496
- Utang: Rp0
Total harta kekayaan Hendi Prio Santoso yakni Rp218.820.842.496.
Topik:
hendi-prio-santoso profil-dan-kasus-hendi