Desember 2025 Diprediksi Ekstrem, BMKG: Curah Hujan Bisa Tembus 300 mm
Jakarta, MI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan bahwa Desember 2025 akan menjadi salah satu puncak musim hujan di Indonesia. Pada periode ini, intensitas hujan diperkirakan melonjak tajam dengan sejumlah wilayah berpotensi mencatat curah hujan bulanan lebih dari 300 milimeter (mm).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa kondisi ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang tengah aktif di kawasan maritim Indonesia, sehingga mendorong pembentukan awan hujan dalam jumlah besar.
“Desember berada dalam puncak musim hujan; BMKG memproyeksikan peningkatan hujan lebat-ekstrem yang meluas, dengan sebagian wilayah (terutama Jawa) berpotensi mencapai curah hujan bulanan di atas 300 mm dan hujan per dasarian bisa melampaui 150 mm pada akhir Desember,” jelas Guswanto, dikutip Minggu (30/11/2025).
"BMKG sebelumnya juga mengingatkan bahwa puncak musim hujan berlangsung dari November 2025 hingga awal 2026, sehingga intensitas hujan pada Desember cenderung tinggi dan disertai potensi cuaca ekstrem."
BMKG melaporkan bahwa Desember tahun ini diprediksi akan lebih basah dibandingkan rata-rata jangka panjang 30 tahun. Outlook iklim 2025 menunjukkan faktor ENSO berada pada kisaran La Niña lemah hingga netral.
Secara historis, kondisi ENSO seperti ini biasanya memicu peningkatan curah hujan di Indonesia pada akhir tahun.
“Kondisi ini historisnya berkorelasi dengan curah hujan cenderung di atas normal di banyak wilayah Indonesia pada periode akhir tahun, sehingga Desember 2025 diprediksi basah dibanding rata-rata jangka panjang (normal 30 tahun)," ungkapnya.
Menjelang Desember, BMKG juga mencatat bahwa 72,7 persen Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah sudah masuk fase kelembapan tinggi dengan intensitas hujan harian yang semakin meningkat.
Dengan wilayah musim hujan yang semakin luas, potensi hujan lebat pun meningkat di berbagai daerah, mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi dan Papua.
Di beberapa kawasan, musim hujan bahkan datang lebih cepat dari pola klimatologis, khususnya di bagian barat Indonesia. Kondisi ini membuat akumulasi hujan sepanjang November dan Desember diperkirakan lebih tinggi daripada kondisi normal.
Memasuki periode puncak musim hujan, BMKG juga mengingatkan adanya peningkatan risiko cuaca ekstrem.
"Peningkatan kejadian hujan lebat disertai petir, angin kencang, banjir, banjir bandang, longsor, serta gelombang tinggi, terutama saat puncak hujan dan adanya gangguan atmosfer seperti gelombang ekuatorial atau siklon tropis di selatan Indonesia," jelas Guswanto.
Dengan proyeksi sebagian wilayah berpotensi mencatat curah hujan bulanan di atas 300 mm dan curah hujan per dasarian lebih dari 150 mm, BMKG menilai kesiapsiagaan daerah dan masyarakat perlu ditingkatkan.
Pemerintah daerah diminta memperkuat upaya mitigasi, mulai dari pembenahan sistem drainase, peningkatan kapasitas sistem pengendalian banjir, pemeriksaan area rawan longsor, hingga persiapan logistik darurat.
Di sisi lain, masyarakat diimbau lebih aktif memantau peringatan dini BMKG yang diperbarui setiap hari, termasuk potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Topik:
bmkg cuaca hujan-lebat hujan-ekstremBerita Sebelumnya
Korban Banjir Sumut-Sumbar-Aceh: 303 Meninggal, 279 Hilang
Berita Selanjutnya
Banjir di Sumatera Seret Ribuan Kayu Gelondongan, Ini Kata Kemenhut
Berita Terkait
BMKG Keluarkan Peringatan Dini: Cuaca Ekstrem Mengintai Jelang Libur Nataru
3 Desember 2025 13:29 WIB
BMKG Sudah Peringatkan Akan Ada Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar 8 Hari Sebelumnya
2 Desember 2025 19:35 WIB
BPK Temukan Seabrek Masalah di BMKG, DPR: Anggaran Gede Tiap Tahun, Tapi...
2 Desember 2025 14:33 WIB