Tanaman Padi MT2 di Manggarai NTT Terancam Puso Akibat Kekeringan

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 30 Agustus 2023 14:46 WIB
Manggarai, MI - Tanaman padi milik para petani di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda kekeringan selama kurang lebih 4 bulan. Hal tersebut membuat sejumlah padi musim tanam kedua (MT2) di wilayah itu terancam gagal panen atau puso. Seperti yang terjadi di Kecamatan Reok dan Kecamatan Ruteng. Dua wilayah itu terpantau paling banyak tanaman padi yang terkena kekeringan hingga terancam puso. Tak hanya itu, padi milik petani di pinggir jalan Reo - Ruteng juga terkena imbas dari musim kering yang berkepanjangan ini. Sejumlah tanah terlihat retak dan terbelah, padi pun ikut layu dan menguning bak terserang hama. Padahal usia tanaman hampir memasuki bulan keempat. Para petani hanya berharap air bor untuk mengairi sawahnya. Itupun kalau debit airnya lancar, apalagi musim kering sekarang juga berimbas pada kesulitan mendapatkan air dari dalam tanah. Seorang petani asal Kecamatan Reok, Fabianus Noe mengaku sulit mengatasi padi yang terkena bencana kekeringan ini. Ia hanya berharap hujan cepat turun untuk mengairi sawah Usia tanaman padi miliknya sudah 3 bulan lebih, belum ada pasokan air ke dalam sawahnya sejak bulan Maret lalu. "Bulan maret lalu kami tanam MT2 pakai air bor, itupun keluarnya kecil akibat musim kemarau ini. Sumber mata airnya di bagian barat sawah tetapi sekarang sudah tidak ada lagi karena kering. Kami jadi sulit mendapatkan air, tanaman padi juga terancam gagal tumbuh," tutur Noe, Rabu (30/8) Hal serupa juga dikatakan Gabriel Ombos, warga Jati yang dua petak tanaman padinya terancam puso akibat kekeringan. Ia mengaku bahwa dirinya sedang berusaha mencari sumber mata air untuk bor sembari berharap hujan turun secepatnya, karena jika dibiarkan kekeringan ini akan sangat berdampak. "Saya punya dua petak ancur semua. Masih punya harapan untuk tumbuh, tetapi sama halnya bohong jika tidak ada pasokan air. Kalau tidak ada air maka yang terjadi adalah puso" kata Gabriel. Terpisah Kepala Bidang Perencanaan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Manggarai, Adrianus Husen mengaku belum mendapatkan informasi dari Lurah, Kepala Desa ataupun Camat tentang laporan gagal tumbuh atau gagal panen di 12 Kecamatan akibat kekeringan. "Sampai dengan dasarian ketiga di akhir agustus belum ada laporan dari Camat tentang gagal tumbuh atau gagal panen yang terjadi di 12 kecamatan" ujar Adrianus. Saat ini pihaknya sedang berkordinasi dengan BMKG untuk mengetahui sejauh mana lamanya musim kemarau. Berdasarkan informasi BMKG, kata Adrianus, musim kering di Manggarai sudah dalam kategori siaga. Karena itu pihaknya terus bersiaga terkait dampak musim kemarau. (Berto Davids)