RE Nainggolan: Ternyata Sangat Banyak yang Simpati dengan Sosok Gibran

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 30 Oktober 2023 10:05 WIB
RE Nainggolqn (tengah) [Foto: Doc MI]
RE Nainggolqn (tengah) [Foto: Doc MI]

Medan, MI - Tokoh masyarakat Sumatera Utara (Sumut) RE Nainggolan, yang dikenal konsisten membina gabungan relawan Tegak Lurus Jokowi di Sumut, mengaku agak terkejut dengan besarnya dukungan kepada sosok muda Gibran Rakabuming.

"Agak terkejut saya, apalagi dukungan itu muncul dari lintas generasi, mulai dari Gen Z sampai kepada para pensiunan dan warga usia senior seperti saya," kata RE kepada wartawan di Medan, Senin (30/10).

Hal tersebut diketahuinya saat memprakarsai komunitas "Ale-ale Gibran". Ale-ale sendiri adalah kata dalam bahasa Batak Toba, yang bermakna sahabat. 

"Ini gagasan spontan, awalnya dari diskusi kecil baik berupa pertemuan langsung maupun melalui grup WhatsApp (WAG). Ternyata bergulir cepat seperti bola salju," ujar sesepuh birokrat yang pernah menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) itu.

RE yang juga berpengalaman menjadi kepala daerah itu, menyebut alasan dukungan dan kesan simpatik itu muncul dalam beragam bentuk. 

“Ada yang mengaku simpati karena melihat sosok Gibran menerobos berbagai hambatan dan berani memulai kewirausahaan baik, dengan usaha katering maupun menjual martabak sejak beberapa tahun lalu,” jelasnya.

Seperti diketahui, Gibran awalnya dikenal karena memiliki jiwa entrepreneurship dan berhasil membuat brand Markobar amat populer bahkan sampai ke negara tetangga. 

Di sisi lain ada juga yang angkat jempol dengan keberhasilannya terpilih jadi walikota Solo, dengan perolehan suara lebih dari 60 persen.

Akan tetapi, menurut RE yang yang sangat istimewa menurut para pengamat sosial adalah bagaimana keberaniannya melawan kelompok ekstrem yang menutup rumah ibadah. 

“Gibran tampil dengan berani dan langsung membuka segel rumah ibadah seraya mengatakan bahwa di Solo setiap orang bebas melakukan ibadah masing masing dan tidak boleh ada yang melarang,” paparnya. 

Selain itu, sebagian dari pendukung dalam Ale-ale Gibran, khususnya yang memiliki latar belakang dan wawasan ekonomi, mengaku kagum karena Gibran menerima estafet kepemimpinan di Solo dengan tingkat pertumbuhan ekonomi minus 0,74 persen, dan hanya dalam tempo dua tahun bisa mencapai 6,25 persen atau cukup jauh di atas rata-rata nasional.

“Menurut mereka, ini bukan pencapaian yang main-main mengingat Solo sebenarnya tidak memiliki sumber daya mineral atau potensi lainnya. Ini karena kejeliannya membuat kota Solo menjadi magnet yang banyak dikunjungi orang dan memberi dampak luas terhadap kehidupan masyarakat dan perekonomian,” imbuhnya.

Dalam komunitas ini, RE didampingi beberapa pembina dan anggota Ale-ale Gibran yakni, Abdiyanto, Bonar Sirait, Salmon Sinaga, Bukit Tambunan, Martinus Lase, dan Jadi Pane, 

Dari tokoh wanita yaitu Sarma Haro, dan Veronika Sitanggang. Sedangkan tokoh muda Haposan Manalu, Johnny Naibaho, Green Siregar, dan beberapa orang lainnya.

Mereka bertekad akan terus berjuang agar Gibran yang saat ini menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto, bisa memenangi kontestasi pilpres, khususnya di Sumatera Utara dengan margin kemenangan yang signifikan.

“Pasangan ini memang semacam jembatan lintas generasi, saling melengkapi, dan kita yakini akan menjadi dwitunggal yang hebat dalam melanjutkan dan mewujudkan Indonesia Maju serta Indonesia Emas 2045 mendatang,” tandasnya.