Dinsos Kota Bekasi Siapkan Langkah Kolaboratif Tekan Potensi HIV/AIDS di Lokasi Eksploitasi Seksual

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 November 2025 20:16 WIB
Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Robet TP Siagian (Foto: Istimewa)
Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Robet TP Siagian (Foto: Istimewa)

‎Kota, Bekasi, MI — Menjelang peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2025, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi menegaskan komitmennya untuk memperkuat penanganan sosial bagi individu yang rentan terhadap HIV/AIDS, khususnya pekerja seks komersial (PSK) yang ditemukan di wilayah hiburan malam maupun lokasi rawan eksploitasi seksual.

Pihak Dinsos mengakui, penanganan terhadap penyintas sosial ini belum optimal. Namun ke depan, upaya kolaborasi dengan lintas sektor akan diperkuat agar intervensi dapat dilakukan secara lebih terpadu.

“Kami di Dinas Sosial memang belum optimal dalam penanganan pekerja seks komersial. Ke depan, kami akan berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Satpol PP, Dinas Kesehatan, serta kepolisian,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Robet TP Siagian, Jumat (28/11/2025).

Menurutnya, model penanganan akan dilakukan melalui operasi gabungan lintas instansi, terutama jika masyarakat melaporkan indikasi praktik prostitusi terselubung di suatu wilayah.

Pelatihan Kemandirian untuk 15 Mantan PSK

Sebagai bentuk pencegahan, Dinsos juga telah melaksanakan program pemberdayaan ekonomi bagi kelompok rentan. Pada tahun 2025, bekerja sama dengan Yayasan yang bergerak di isu HIV/AIDS, Dinsos memberikan pelatihan keterampilan tata busana kepada 15 orang eks-PSK.

“Kami berharap, dengan keterampilan baru, mereka bisa beralih profesi dan tidak kembali ke dunia prostitusi hanya karena alasan ekonomi,” harapnya.

‎Program ini dinilai sebagai upaya yang harus dilakukan secara berkelanjutan agar penyintas sosial memiliki akses kehidupan yang lebih layak.

‎Kendala: Tidak Ada Panti Sosial di Kota Bekasi

Dinsos mengakui, penanganan bagi gelandangan dan orang terlantar di Kota Bekasi masih belum maksimal karena fasilitas pendukung belum memadai.

“Kami belum memiliki panti sosial. Rumah singgah pun kapasitasnya terbatas,” ungkapnya.

‎Seringkali, orang terlantar yang telah direunifikasi dengan keluarga kembali turun ke jalan akibat faktor sosial maupun ekonomi yang belum selesai.

Prostitusi Terselubung Masih Jadi PR Bersama

‎Adanya praktik prostitusi berkedok rumah pijat atau spa disebut menjadi tantangan besar dalam menekan kasus HIV/AIDS. “Ini PR semua stakeholder. Penindakan berada pada Dinas Pariwisata dan Satpol PP. Kami masuk ketika ada aspek rehabilitasi sosialnya,” katanya.

Dia menegaskan pentingnya operasi rutin, bukan hanya pada momentum tertentu seperti Ramadan.

‎Dinsos Siap Perkuat Peran dalam Program Penurunan HIV/AIDS

‎Meski porsi penanganan medis berada pada Dinas Kesehatan, Dinsos memastikan akan terus memperkuat kontribusinya melalui pendekatan sosial dan pemberdayaan ekonomi. “Upaya kolaboratif akan terus kami dorong agar angka HIV/AIDS di Kota Bekasi dapat ditekan,” tutupnya. (Bandaharo Siregar)

Topik:

Dinas Sosial Kota Bekasi HIV AIDS