Kuliah Umum UT di MPR, Bamsoet Dorong Pengembangan Leaderpreneurship

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 22 November 2023 20:01 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo [Foto: Doc. MPR RI]
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo [Foto: Doc. MPR RI]
Jakarta, MI -  Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT), menggelar kuliah umum atau studium generale, dengan mengangkat tema “Peran Leaderpreneurship Menuju Indonesia Emas 2045” di ruang Nusantara IV, Gedung MPR RI, Jakarta, Rabu (22/11). 

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), menjadi pembicara dalam kuliah umum tersebut. Ia mengingatkan, dunia saat ini tengah bergejolak, tidak pasti, kompleks, dan ambigu. 

Hal tersebut, mewujud pada gejolak VUCA yang merupakan akronim dari volatility atau ketidak-tetapan, uncertainty atau ketidakpastian, complexity atau kerumitan, dan ambiguity atau keraguan/ketidakjelasan. 

Era VUCA digambarkan dalam bentuk perubahan yang begitu cepat, serta dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit diprediksi dan dikontrol. 

"Leader-preneurship menjadi kunci dalam menciptakan perubahan dan inovasi di era VUCA, karena menggabungkan dua elemen penting yakni keterampilan kepemimpinan dan semangat kewirausahaan," kata Bamsoet, di MPR RI, Rabu (22/11).

"Leaderpreneurship memadukan kualitas kepemimpinan seperti pengambilan keputusan, visi, dan pengaruh dengan sifat kewirausahaan seperti inovasi, keberanian mengambil risiko, dan adaptabilitas," tambahnya.

Bamsoet menjelaskan, Indonesia telah memiliki banyak leader-preneur muda yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional melalui inovasi, kewirausahaan, dan kepemimpinan. Misalnya, Atta Halilintar, yang menjadi YouTuber, kreator konten, selebritis, dan sekaligus pengusaha muda yang sangat sukses. 

Ada juga Diajeng Lestari yang mendirikan Hijup, platform e-commerce yang fokus pada fashion muslim. Hijup tidak hanya membantu desainer dan produsen lokal menjangkau pasar yang lebih luas, tetapi juga mempromosikan fashion Indonesia di panggung dunia.

"Kita juga memiliki Nadiem Makarim. Sebelum menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, beliau mendirikan Gojek, sebuah perusahaan teknologi yang bertransformasi dari layanan ojek berbasis panggilan menjadi salah satu aplikasi super terkemuka di Asia Tenggara," jelasnya.

"Inisiatif ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi ribuan pengendara tetapi juga memajukan ekonomi digital di Indonesia," sambung Bamsoet.

Dalam menghadapi era VUCA, lanjut Bamsoet, selain ditopang oleh generasi muda, Indonesia juga ditopang oleh berbagai kekuatan lainnya. Antara lain, Lowy Institute, yang merupakan lembaga think tank dari Australia, menempatkan Indonesia sebagai middle power in Asia, yang memiliki peran diplomatic influence yang terus meningkat secara signifikan serta memiliki comprehensive power yang terus meningkat juga. Hal tersebut setara dengan 5 negara besar Asia yang lainnya. 

"Pada saat yang bersamaan, selain konteks politik, Indonesia dalam ranah ekonomi juga mempersiapkan aspek sumber daya manusia untuk mendorong produktivitas nasional dalam kerangka Indonesia Emas 2045," ungkapnya.

"Melalui upaya inovasi, sangat diharapkan pengembangan sektor ekonomi baru muncul sebagai upaya dorongan terhadap pemerataan pembangunan dan memberikan nilai tambah," terangnya.

Hilirisasi dan ekonomi hijau, kata dia, telah menjadi peluang Indonesia dalam mendorong kemajuan dan memperkuat perekonomian nasional. 

Sebagaimana disampaikan Presiden RI Joko Widodo, bahwa jika hilirisasi nikel mampu diikuti oleh hilirisasi tambang lainnya seperti bauksit, tembaga, atau produk ekspor lain seperti CPO, rumput laut, dan sebagainya, maka 10 tahun mendatang Indonesia akan menghasilkan pendapatan per kapita sebesar Rp 153 juta.

Dalam 15 tahun mendatang, pendapatan per kapita mencapai Rp 217 juta, dan 22 tahun mendatang pendapatan per kapita akan mencapai Rp 331 juta. Sebagai bentuk perbandingan, bahwa di tahun 2022 sebelumnya pendapatan per kapita Indonesia Rp 71 juta. 

Hal tersebut memproyeksikan bahwa dalam 10 tahun lompatannya bisa lebih dari 2 kali lipat. Kemajuan Indonesia menghadapi era VUCA, juga ditopang pembangunan dari pinggiran, pembangunan desa, serta pembangunan daerah terluar yang mendorong adanya pemerataan ekonomi. 

"Kucuran dana desa sebanyak lebih dari 500 triliun sejak tahun 2015 hingga tahun 2023 menjadi salah satu upaya mendorong kemajuan bagi sumber daya lokal yang seringkali tidak tersentuh oleh pembangunan di tingkat pusat," tandasnya.

Dalam kegiatan tersebut, turut dihadiri Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat, Wali Kota Madiun Maidi, Guru Besar Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) UT Prof. Effendy Wahyono, serta YouTuber, selebritis, dan enterpreneur Atta Halilintar.