Pemilu Raya Universitas Halu Oleo Kendari Dinilai Tak Efisien, Mengapa?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 23 November 2023 15:48 WIB
Massa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) usai melakukan aksi demonstrasi di depan Rektorat Universitas Halu Oleo (UHO) (Foto: Dok MI)
Massa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) usai melakukan aksi demonstrasi di depan Rektorat Universitas Halu Oleo (UHO) (Foto: Dok MI)

Kendari, MI - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari melakukan demonstrasi di dalam kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (23/11).

Demontrasi tersebut menuntut pemilu raya Universitas Halu Oleo (UHO) atau pesta demokrasi mahasiswa yang sebelumnya dilakukan secara online agar dikembalikan secara manual.

Sebelumnya anggota dan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari melakukan orasi di depan Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo (UHO) dengan melakukan konsolidasi sesama mahasiswa. Tak berselang lama, mereka langsung bertandang di depan Rektorat Universitas Halu Oleo (UHO).

Dalam orasinya, koordinator lapangan Junso, mengatakan pemilu raya yang dilakukan secara online berpotensi terjadinya kecurangan dan permainan birokrasi.

"Kami menilai pemilu raya yang dilakukan di UHO tidak efesien dan nilai-nilai demokrasi mahasiswa tidak terasa," katanya.

Sementara Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya dalam orasinya mengatakan pesta demokrasi mahasiswa adalah event yang sangat bergengsi dan momentum bersejarah yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. 

Bagaimana tidak, pemilu raya kampus merupakan sarana dan arena untuk menampilkan kader-kader terbaik serta berkompetisi dalam merebut suara mahasiswa untuk menjadi orang nomor satu dalam kelembagaan internal kampus Universitas Halu Oleo (UHO).

Tak hanya itu, disisi lain juga ruang ini akan mampu mencetak pemimpin masa depan yang mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan potensi sebagai bekal di masa depan.

"Pemimpin kelembagaan kampus kedepan akan berkorelasi dengan masa depan gerakan mahasiswa sebab yang menjadi instrumen konsolidasi dan mobilisasi massa adalah kelembagaan internal kampus itu sendiri," katanya.

"Sehingga sangat penting kita membutuhkan kepemimpinan lembaga yang progresif dan revolusioner serta bisa mengakomodir segala gagasan mahasiswa," sambungnya. 

Meskipun demikian, semua figur mesti mempunyai iktikad baik dan harapan tentang tata kelola lembaga mahasiswa yang baik, akuntabilitas dan transparan. 

Semua itu demi terciptanya pimpinan kelembagaan yang handal di kemudian hari, karena sejatinya kampus merupakan ladang kepemimpinan masa depan yang akan bersaing di segala sektor, apa lagi kuncup-kuncup pemimpin itu berawal dari mahasiswa.

"Maka biarkanlah semua mahasiswa berkompetisi dengan hak politik dan demokrasi yang sama tanpa ada campur tangan birokrasi untuk menekan atau mengintimidasi keikutsertaan mahasiswa, apalagi sampai melakukan upaya kecurangan untuk memenangkan sala satu kandidat tertentu," tegasnya.

Ia menambahkan, sejatinya pemilu raya Kampus hanya melatih budaya demokrasi dan cara berpolitik yang baik, berkualitas dan substansial untuk menunjukan pengaruh kondisi politik lokal dan nasional dalam kran demokrasi saat ini. 

"Dengan mengambil peran dan fungsi kita sebagai agen pembaharu dalam menciptakan iklim demokrasi mahasiswa yang lebih baik maka jangan ada sedikit pun campur tangan dan hegemoni birokrasi untuk menciptakan bibit-bibit oligarki dan dinasti dalam kampus," katanya.

Sementara Kabid Agitasi dan Propaganda DPC GMNI Kendari, Risal membeberkan dalam pemira setiap mahasiswa harus berkompetisi dan bertarung menawarkan ide dan gagasan untuk perbaikan lembaga kemahasiswaan dan mengembalikan marwah mahasiswa itu di internal kampus.

"Melalui Pemira Universitas Halu Oleo (UHO) 2023 ini dapat mendorong kebebasan mahasiswa dalam menentukan sikap politik dalam membangun jejaring kerja-kerja konsolidasi dan mobilisasi seperti apa yang kita harapkan," ujarnya.

Ia menambahkan, pemilu raya kampus juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai demokrasi yang baik dan benar serta berorientasi pada aktualisasi politik praktis kedepan. 

"Kami mendesak birokrasi agar tidak ikut campur tangan dalam pesta demokrasi mahasiswa dan demokrasi kampus serta mengharapkan penyelenggara Pemira UHO (KPU RM) agar tetap menjaga independensi dan netralitasnya dalam pelaksanaan tahapan.

Ia juga mendesak mengharapkan kepada seluruh mahasiswa Universitas Halu Oleo agar berpartisipasi penuh dan mengawal indikasi dugaan kecurangan pesta demokrasi kampus Universitas Halu Oleo.

Dalam aksi tersebut terlihat pihak keamanan kampus turut mengawal dari pada aksi demonstrasi yang di lakukan oleh anggota dan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta di temui oleh salah satu pejabat kampus dalam hal ini Humas Rektorat.