Pemuda Marhaenis Deklarasikan Dukungan untuk LaNyalla Capres 2024

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 5 November 2021 22:16 WIB
Gianyar, Monitorindonesia.com - Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) deklarasikan dukungan kepada LaNyalla untuk maju dalam bursa pencapresan Pemilu 2024. Pernyataan tersebut dibacakan Ketua Umum terpilih GPM Heri Satmoko. GPM sebagai pewaris api perjuangan Bung Karno, serta wadah berkumpulnya kader-kader anak ideologis Bung Karno, juga sebagai benteng Pancasila, berikhtiar siap bersinergi dan mendukung LaNyalla untuk tampil dalam kepemimpinan nasional. Deklarasi dukungan ditandatangani Dewan Pembina TNI (Purn) Untung Suropati, Ketua Umum Heri Satmoko dan Sekjen I Gusti Arya Wedakarna. Dukungan untuk LaNyalla sangat terasa dalam kegiatan itu. Bahkan, saat Senator Jawa Timur tiba di lokasi kongres, yel-yel LaNyalla RI-1 digaungkan oleh ratusan pengurus GPM begitu LaNyalla tiba di lokasi. "LaNyalla RI-1, LaNyalla RI-1," pekik mereka. Dalam kesempatan itu, LaNyalla didampingi sejumlah Senator, saat menutup Kongres X Gerakan Pemuda Marhaenis, di The Soekarno Center, Istana Mancawarna Tampaksiring, Gianyar, Bali, Jumat (5/11/2021). Sekjen GMP I Gusti Arya Wedakarna mengatakan, delegasi dari hampir seluruh provinsi di Indonesia hadir mengikuti kongres. "Di sela-sela kesibukannya yang padat, LaNyalla menyempatkan hadir secara fisik. Satu-satunya pejabat yang mau datang secara fisik adalah Ketua DPD. Jadi, mari kita pilih yang jelas-jelas saja," katanya. Dia katakan, ada dua kekuatan besar yang bertemu dan dipersatukan dalam kongres. Yang pertama, kehadiran 16 Senator. "Suara mereka lebih besar dari perolehan suara anggota DPR. Beliau-beliau ini secara politik meraih suara tertinggi," ujarnya. Kekuatan kedua adalah kaum Marhaenis dari seluruh Indonesia. "Setelah kongres kita yang tidak terikat partai, anak ideologis Bung Karno, Banteng Kedaton, siap bersinergi ke depan dengan DPD RI," ujarnya. Arya Wedakarna juga menyatakan mendukung langkah DPD RI yang mendorong amandemen ke-5 Konstitusi. "Kita akan perjuangkan calon presiden dan haluan negara. Sekali kotak pandora itu dibuka, kita Marhaen harus ikut mewarnai. Harus ada pilihan pemimpin nasional yang lahir dari rahim rakyat," tegas dia. Pancasila semakin ditinggalkan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai saat ini nilai-nilai Pancasila semakin ditinggalkan, bahkan sudah tidak nyambung lagi dengan pasal-pasal yang ada di dalam Undang-Undang Dasar yang telah mengalami 4 kali perubahan dejak 1999 hingga 2002. “Kebhinekaan hanya diwujudkan dengan keberagaman yang semu, melalui acara-acara seremonial. Kemudian kita yang menyebut negara kesatuan, ternyata penuh dengan ketimpangan antarwilayah. Ini fakta yang tidak bisa dibantah. Termasuk sistem ekonomi, yakni ekonomi Pancasila dengan azas kekeluargaan dan gotong royong melalui soko guru koperasi, telah berubah menjadi ekonomi liberal kapitalis,” lanjutnya. “Kini Pancasila ibarat raga tanpa jiwa. Karena hanya dibacakan di upacara tanpa dibumikan. Apalagi jika mencermati isi Amandemen Konstitusi 1 sampai 4, sudah banyak pasal diubah yang nyaris tidak nyambung lagi dengan nilai-nilai dan butir-butir Pancasila sebagai nilai luhur bangsa. Perubahan konstitusi empat tahap telah kebablasan. Inilah yang menyebabkan tujuan lahirnya RI untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, semakin jauh dari harapan,” tegasnya. Melihat fakta itulah, tambah LaNyalla, DPD kemudian memperjuangkan adanya amandemen ke-5.  Agar arah perjalanan bangsa bisa dikoreksi dan Indonesia menjadi lebih baik dari sistem tata negara maupun sistem ekonominya. “DPD RI akan sekuat tenaga memperjuangkan hal itu. Supaya Indonesia lebih berdaulat dan berdikari serta mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti cita-cita Bung Karno dan para pendiri bangsa,” tuturnya. (zan)