Pengamat: Hanya Prabowo Satu-satunya Capres yang Tak Disetir

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 20 Januari 2024 19:45 WIB
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (Foto: MI/Dhanis)
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai jika calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden di Pemilu 2024 maka, dirinya tak mungkin diintervensi oleh pihak manapun ataupun dikendalikan dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara.

Menurutnya, diantara ketiga capres yang ada, hanya Prabowo satu-satunya capres yang bisa benar-benar menjadi petugas rakyat dan bukan petugas partai. Sebab, Prabowo memiliki partai dan mendirikannya sembari berjuang didalamnya hingga menjadi partai besar seperti saat ini yang dikenal sebagai partai Gerindra.

"Sehingga Prabowo itu lebih independen dan lebih memahami garis perjuangan partai untuk kepentingan rakyat, ketimbang Ganjar dan Anies. Prabowo lebih bebas menentukan arah kebijakan ketimbang Anies dan Ganjar. Sementara Anies akan dikendalikan oleh Surya Paloh, PKS dan Cak Imin di PKB," kata Subiran saat dihubungi Monitorindonesia.com, Sabtu (20/1).

Kata Subiran, Prabowo juga tak mungkin membuat dinasti politik seperti yang pernah diisukan kepadanya. Apalagi Prabowo hanya memiliki satu anak yang sedari dulu sangat konsisten dengan jejak karirnya, sehingga tuduhan tersebut tak layak dilekatkan padanya.

"Prabowo tidak punya potensi untuk mengadopsi dan mengaplikasikan politik dinasti, sebab Prabowo hanya punya 1 anak, itupun anaknya fokus didunia bisnis dan desainer," ujarnya.

Selain itu, penulis buku Komunikasi Politik 7 Presiden Indonesia itu juga menilai bahwa hanya pasangan calon (paslon) 02 yang serius dalam melanjutkan program-program Presiden Jokowi yang dinilai sudah sangat baik oleh rakyat.

"Dari 3 Capres yang ada, memang hanya Prabowo-Gibran yang serius dan punya komitmen tegas dan jelas hendak melanjutkan pemerintahan Jokowi, melanjutkan visi dan misinya bahkan programnya," tutur Subiran.

Sementara kata dia, kedua lawannya paslon 01 dan 03 dinilai tidak konsisten dan cenderung berubah-ubah dalam menyampaikan program sampai pada tagline yang dibawa oleh paslon tersebut.

"Ganjar-Mahfud itu setengah hati dengan tagline keberlanjutan, itupun menjadikan tagline keberlanjutan hanya untuk kepentingan insentif elektoral. Anies-Muhaimin pun sama. Kedua paslon ini dari narasi, isu dan programnya, jelas-jelas berbeda dan memang mengusung perubahan," tutupnya. (DI)