Kritik Jokowi Lewat Petisi Bulaksumur, Civitas Akademika UGM: Semestinya Ingat Janjinya Sebagai Alumni

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 31 Januari 2024 19:37 WIB
Segenap civitas akademika UGM keluarkan Petisi Bulaksumur terkait kinerja pemerintahan Presiden Jokowi yang menyimpang (Foto: MI-Aswan/Repro)
Segenap civitas akademika UGM keluarkan Petisi Bulaksumur terkait kinerja pemerintahan Presiden Jokowi yang menyimpang (Foto: MI-Aswan/Repro)

Jakarta, MI - Puluhan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni menyuarakan keresahan hati mengenai kinerja pemerintahan di rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai telah keluar jalur. Hal ini disampaikan mereka dalam sebuah Petisi Bulaksumur yang dibacakan di Gedung Balairung UGM, Yogyakarta, pada Rabu (31/1).

“Dengan ini menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap tindakan sejumlah penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat yang menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan dan keadilan sosial,” kata Profesor Koentjoro mewakili civitas akademika UGM membacakan petisi tersebut yang turut didampingi oleh para tokoh guru besar UGM. 

“Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar UGM,” sambungnya.

Pihaknya merinci tindakan-tindakan menyimpang tersebut berupa pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum dalam proses demokrasi perwakilan yang sedang berjalan hingga pernyataan kontradiktif presiden tentang keterlibatan pejabat publik dalam kampanye politik antara netralitas dan keberpihakan merupakan wujud penyimpangan dan ketidakpedulian akan prinsip demokrasi.

Dalam petisi, Koentjoro juga menyatakan bahwa sebagai alumni, Presiden Joko Widodo semestinya berpegang pada jati diri UGM.

Presiden Jokowi juga sejatinya turut menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan turut memperkuat demokratisasi agar berjalan sesuai standar moral yang tinggi dan dapat mencapai tujuan perbentukan pemerintahan yang sah (legitimate) demi melanjutkan estafet kepemimpinan untuk mewujudkan cita-cita luhur sebagaimana tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. 

“Presiden Joko Widodo semestinya selalu mengingat janjinya sebagai alumni Universitas Gadjah Mada,” tegasnya. 

Sementara, Kepala Pusat Studi Pancasila, Agus Wahyudi, sebagai inisiator Petisi Bulaksumur mengatakan bahwa pernyataan yang disampaikan adalah hasil dialog profesor, dosen dan mahasiswa UGM. Apa yang disampaikan murni dilandaskan pada keluarga yang saling mengingatkan satu sama lain.

"Kami bicara dalam tataran keluarga, yang kita omongin juga keluarga sendiri. Kami mengingatkan dengan bahasa cinta, seperti ngomong dengan keluarga bahwa kamu perlu membaca suara rakyat ini. Denyut nadi suara publik itu apa. Idenya seperti itu. Bagaimana kebebasan berbicara adalah hak setiap warga. Kami warga UGM menyampaikan ini," ungkapnya.

Apakah nantinya akan menyampaikan petisi secara langsung pada Jokowi, Agus mengatakan bahwa hal itu juga akan dilakukan. Namun ia menilai bahwa Jokowi akan membaca langsung dari media.

"Kami akan menyampaikan, tapi kemungkinan beliau melihat melalui media. Namun di sini kami tegaskan bahwa catatan-catatan ini adalah yang terakumulasi tentang kemunduran demokrasi di Indonesia. Kita tidak mengambil jalam memakzulkan."

Apa yang dilakukan presiden, kita tahu bermain politik tapi dengan melanggar batas-batas demokrasi. Pemilu sudah dekat, publik yang akan menilai," pungkasnya.