Dompet tenun Baduy Laris di Bali, Omzet Sepekan Tembus Rp 24 Juta

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 28 Januari 2024 16:44 WIB
Pelaku UMKM produksi kerajinan dompet tenun Badui di Kabupaten Lebak, Banten. (Foto: ANTARA)
Pelaku UMKM produksi kerajinan dompet tenun Badui di Kabupaten Lebak, Banten. (Foto: ANTARA)

Banten, MI – Seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kerajinan dompet tenun Baduy, mengaku telah berhasil menjual produknya menembus pasar di Bali. Dia mengungkapkan, dalam sepekan saja omset yang dia peroleh bisa mencapai Rp 24 juta.

"Kita cukup terbantu memasarkan produk dompet tenun khas Badui melalui media sosial. Kami bisa menjual 50 lusin per pekan dengan pendapatan Rp24 juta," kata Yahya (55) seorang pelaku UMKM kerajinan dompet tenun di Kampung Bangkalok Kabupaten Lebak, Minggu (28/1).

Produksi dompet tenun Badui itu menggunakan bahan baku tenun khas masyarakat adat setempat, sehingga diminati konsumen dan dijual rata-rata Rp480 ribu per lusin atau 12 unit dompet.

Yahya bercerita, selama ini, dirinya memasarkan dompet tersebut melalui media sosial. Pemasaran melalui media sosial itu cukup membantu untuk menghasilkan omzet pendapatan dan menggulirkan perekonomian masyarakat. Selain itu juga produksi dompet tenun Badui dipasarkan di kawasan wisatawan seba budaya Badui.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Lebak, Imam Suangsa mengatakan pemerintah daerah hingga kini memfasilitasi untuk mempromosikan perajin dompet tenun Badui karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Akan tetapi, dia tidak menjelaskan seperti apa bentuk fasilitas promosinya dari pemerintah secara konkrit yang akan dia berikan. Justru, dia malah menyarankan kepada seluruh UMKM untuk wajib masuk ke dalam ekosistem digital. Kelebihan ekosistem digital itu, karena pemasarannya bisa menembus pasar domestik dan mancanegara.