Sekjen PBB Peringatkan Bahaya Antartika dan Kenaikan Suhu Bumi
![Rendy Bimantara](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
![Sekjen PBB Peringatkan Bahaya Antartika dan Kenaikan Suhu Bumi Ilustrasi Bencana Akibat Mencairnya Antartika (Foto: The Patriot)](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/4809241f-9e77-4013-8de1-a38f66df41f2.jpg)
Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin memperingatkan dampak pencairan es di Antartika dan mendesak tindakan global untuk mengatasi perubahan iklim.
“Sangat mengejutkan berdiri di atas es Antartika dan mendengar langsung dari para ilmuwan betapa cepatnya es tersebut mencair,” kata Guterres kepada wartawan saat konferensi pers di Markas Besar PBB mengenai krisis iklim setelah perjalanannya baru-baru ini ke Chile dan Antartika.
Dia mengatakan, saat ini Antartika dan Greenland mencair tiga kali lebih cepat dibandingkan pada awal 1990an.
Dia menambahkan es laut Antartika mencapai rekor terendah pada September 2023, yakni menyusut 1,5 juta kilometer persegi lebih kecil dari rata-rata sepanjang tahun.
"Dan tahun ini, es laut Antartika mencapai titik terendah sepanjang masa. Masalah ini penting bagi kita semua. Apa yang terjadi di Antartika tidak hanya mempengaruhi Antartika. Kita hidup di dunia yang saling terhubung," katanya.
Dia juga memperingatkan bahwa dunia sedang menuju kenaikan suhu 3 derajat Celsius pada akhir abad ini.
Guterres mengatakan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP28), yang akan dimulai akhir pekan ini, menjadi kesempatan bagi para pemimpin dunia untuk bertindak mengatasi perubahan iklim.
"Solusinya sudah diketahui. Para pemimpin harus bertindak untuk mencegah supaya suhu Bumi global tidak naik melebihi 1,5 derajat Celsius, melindungi masyarakat dari kekacauan iklim, dan mengakhiri era bahan bakar fosil."
"Kita memerlukan komitmen global untuk meningkatkan energi terbarukan menjadi tiga kali lipat, melipatgandakan efisiensi energi, dan mewujudkan energi ramah lingkungan untuk semua pada 2030,” katanya.
Uni Emirat Arab akan menjadi tuan rumah COP28 tahun ini pada 30 November hingga 12 Desember, dengan tujuan menjaga target kenaikan suhu bumi --seperti yang disepakati pada Perjanjian Paris-- agar tidak melewati batas 1,5 derajat Celsius tetap berjalan.
“Kita memerlukan komitmen yang jelas dan kredibel untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dalam jangka waktu yang sejalan dengan batas 1,5 derajat Celsius."
"Dan kita memerlukan keadilan iklim – menyiapkan dunia untuk melakukan peningkatan besar dalam investasi, dalam adaptasi dan mengurangi kerugian serta kerusakan untuk melindungi manusia dari iklim ekstrem. Antartika membutuhkan tindakan,” tegas Guterres.
Penyusutan es laut Antartika memiliki konsekuensi serius bagi bumi. Es laut membantu mendinginkan bumi dengan memantulkan sinar matahari kembali ke atmosfer.
Ketika es laut mencair, lebih banyak sinar matahari diserap oleh lautan, yang menyebabkan kenaikan suhu laut. Kenaikan suhu laut dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut, cuaca ekstrem, dan perubahan pola iklim.(AA/Ant/Ran)
Berita Selanjutnya
![Fraksi PKS: Tidak Ada Alasan Lagi Bagi PBB untuk Tidak Menindak Israel Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/ketua-fraksi-partai-keadilan-sejahtera-pks-dpr-ri-jazuli-juwaini-foto-midhanis.webp)
Fraksi PKS: Tidak Ada Alasan Lagi Bagi PBB untuk Tidak Menindak Israel
22 Juli 2024 14:15 WIB
![Kutuk Serangan Israel di Zona Kemanusiaan Gaza, PBB: Perang Harus Diakhiri! Suasana rapat PBB (Foto: Istimewa)](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/suasana-rapat-pbb.webp)
Kutuk Serangan Israel di Zona Kemanusiaan Gaza, PBB: Perang Harus Diakhiri!
15 Juli 2024 12:34 WIB