Puncak Hari Jadi Kabupaten Blitar ke-700, Bupati Blitar Serukan Hurub Hambangun Praja

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Agustus 2024 3 jam yang lalu
Bupati Blitar, Rini Syarifah, saat menyampaikan sambutan (Foto: Dok. MI/Joko)
Bupati Blitar, Rini Syarifah, saat menyampaikan sambutan (Foto: Dok. MI/Joko)

Blitar, MI - Memasuki usianya yang ke-700 Tahun Kabupaten Blitar, terus berbenah diri.

Perkembangan cukup luar biasa juga sudah diraih, baik itu disektor ekonomi, kesehatan maupun sektor lainnya.

Termasuk prestasi yang juga sangat membanggakan.

Namun demikian, Kabupaten Blitar harus terus berjuang demi mewujudkan Kabupaten Blitar yang mandiri dan sejahtera berlandaskan akhlak mulia baldatun toyyibatun warobun ghofur. 

Hal ini disampaikan oleh Bupati Blitar, Rini Syarifah, saat membacakan sambutan pada Pisowanan Agung di Pendopo Ronggo Hadinegoro, pada Senin (5/8/2024). 

”Masuk diusia 700 tahun Blitar berdiri atau 7 abad tepatnya Kabupaten Blitar dengan julukan Land Of Kings (Tanah Para Raja), perkembangan cukup luar biasa juga banyak prestasi sudah diraih dari berbagai sektor. Dan hasilnya, berkat ridho Allah SWT, ikhtiar, kerja keras dan dukungan seluruh elemen masyarakat, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar pada Tahun 2023 telah mencapai 4,45%,” ujar Mak Rini panggilan akrabnya.

Bupati perempuan pertama di Blitar ini mengungkapkan, pada tahun 2023 telah mendapatkan opini WTP delapan kali berturut-turut. 

Selain itu, pembangunan selama tiga tahun terakhir mulai tahun 2021-2024 total ruas jalan yang telah dilakukan pengerjaan sepanjang 294.601,56 meter, drainase sepanjang 112.964,06 meter, jembatan sebanyak 38 unit dan perbaikan URC sebanyak 288 titik. 

Sedangkan program sertifikat tanah yang telah berjalan sampai saat ini sebanyak 150.698 sertifikat dan 4.566 sedang berproses.

”Serta penghargaan perencanaan kabupaten terbaik, dan penghargaan lainnya yang patut disyukuri. Dan pelecut semangat untuk meraih penghargaan lainnya dimasa mendatang,” imbuhnya.

Mak Rini melanjutkan, Pembangunan Proyek Strategis Nasional yang sedang berjalan yaitu jalur lintas selatan (JLS) sudah melampaui target berjalan sebanyak 62 % .

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan Pembangunan Fasilitas Kesehatan Gedung 8 Lt RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan proses pembangunan fasilitas jalan Brongkos – Binangun.

“Untuk itu marilah kita selalu berdoa dan berusaha agar di tahun 2024 ini, segala rencana terutama program pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kabupaten Blitar. Pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dengan baik dan persentase tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut Bupati Blitar juga menyampaikan bahwa sesuai arahan pidato Presiden, pada tahun 2024 pemerintah menetapkan target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim dan stunting di Indonesia. 

”Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Blitar bersama seluruh elemen harus bersatu menurunkan angka stunting dan kemiskinan. Kabupaten Blitar harus zero stunting,” tukasnya.

Sebagai informasi, orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini juga memberikan penghargaan kepada anggota Forkopimda, Komandan Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha, dan Pengadilan Negeri Blitar yang telah membantu, bekerjasama, menjalin sinergitas dan selalu berkolaborasi dalam membangun Kabupaten Blitar.

Penghargaan juga diberikan BPBD Provinsi Jawa Timur , Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Basarnas Pos Trenggalek atas peran aktifnya dalam penanganan bencana di Kabupaten Blitar. 

Bupati Blitar juga menyampaikan penghargaan kepada BNN, yang telah penanggulangan penyalahgunaan narkoba, Muslimat dan Fatayat NU Kabupaten Blitar atas peran aktifnya dalam penanganan stunting. 

FKUB juga mendapatkan penghargaan karena peran aktif dalam membangun, memelihara, memberdayakan kerukunan, dan kesejahteraan umat di Kabupaten Blitar.  

Selain itu, Mak Rini sapaan juga memberikan penghargaan kepada warga Kabupaten Blitar yang mempunyai prestasi dan berkontribusi untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Blitar antara lain di bidang sosial, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan seni budaya.  

“Lewat penghargaan seperti ini, mudah-mudahan bisa memantik semangat yang lain agar bisa berkarya dan berkontribusi untuk Kabupaten Blitar tercinta ini,“ tegasnya.

Bupati Blitar menyerukan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Blitar bahwa dengan semangat Hurub Hambangun Praja, kompak mewujudkan Kabupaten Blitar yang maju dan sejahtera. 

Kegiatan Pisowanan Agung, juga dihadiri anggota Forkopimda, perwakilan dari kabupaten/kota di Jawa Timur, para Bupati periode sebelumnya, yakni Herry Noegroho dan Rijanto, para Sekretaris daerah yang sudah purna, dan seluruh Kepala Perangkat Daerah, Kepala Bagian, Camat serta Kepala Desa dan Lurah beserta jajaran se Kabupaten Blitar. 

Menutup kegiatan tersebut, sebagai bentuk syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Bupati Blitar potong tumpeng yang diserahkan kepada Ketua DPRD Kabupaten Blitar dan Ketua Dekranasda Kabupaten Blitar. Diakhiri dengan foto bersama dengan para pejabat tamu undangan. 

Sejarah Blitar

Blitar lebih akrab dengan sebutan Lands of Kings (tanah para raja). Tujuh abad yang lalu, tepatnya pada bulan Waisaka Tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Majapahit yang bernama Hayam Wuruk beserta para pengiringnya menyempatkan diri singgah di Blitar untuk mengadakan upacara pemujaan di Candi Penataran. 

Rombongan itu tidak hanya singgah di Candi Penataran, namun juga ke tempat lain yang dianggap suci, yaitu Sawentar (Lwangwentar) di Kanigoro, Jimbe, Lodoyo, Simping (Sumberjati) di Kademangan dan Mleri (Weleri) di Srengat. 

Pada tahun 1357 Masehi (1279 Saka) Hayam Wuruk berkunjung kembali ke Blitar untuk meninjau daerah pantai selatan dan menginap selama beberapa hari di Lodoyo. 

Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit carut marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Ra Kuti dan Ra Semi. 

Kondisi itu memaksa Raja Jayanegara untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander dengan pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada. Berkat siasat Gajah Mada, Jayanegara berhasil kembali naik tahta dengan selamat. 

Adapun Ra Kuti dan Ra Semi berhasil diringkus, kemudian dihukum mati. Karena kebaikan penduduk Desa Bedander, maka Jayanegara memberikan hadiah berupa prasasti kepada para penduduk desa tersebut. Ini menjadikan Blitar sebagai daerah swatantra di bawah naungan Kerajaan Majapahit.

Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada hari Minggu Pahing bulan Srawana Tahun Saka 1246 atau 5 Agustus 1324 Masehi, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada prasasti. Tanggal itulah yang akhirnya diperingati sebagai hari jadi Blitar setiap tahunnya. (JK/ADV/Kominfo)