Tangan Dingin Airlangga Torehkan Prestasi Pemilu 2024, Ketum Golkar Selanjutnya Bisa Apa?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 12 Agustus 2024 3 jam yang lalu
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Pengurus DPP Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) saat akan melakukan pertemuan di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Pengurus DPP Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) saat akan melakukan pertemuan di Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Jakarta, MI - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Meutya Hafid mengakui, keberhasilan tangan dingin Airlangga Hartarto pada Pemilu 2024. Terbukti, Airlangga berhasil menorehkan catatan prestasi besar selama Pileg dan Pilpres 2024.

"DPP mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Ketum Golkar Pak Airlangga Hartarto atas kenaikan suara Pileg Pilpres 2024. Memenangkan Partai Golkar sebagai partai urutan kedua terbesar suara, serta kemenangan pasangan Prabowo-Gibran," kata Meutya dikutip Senin (12/8/2024).

Meutya menyatakan, Airlangga Hartarto secara de facto masih berstatus Ketum Golkar. Meskipun, secara lisan dan tulisan, Airlangga sudah membuat surat pengunduran diri dari jabatan Ketum Golkar.

meutya hafid
 Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Meutya Hafid (Foto: Dok MI)

"Saat ini secara de facto pak Airlangga masih ketua umum. Meski secara de jure sudah ada surat untuk pengunduran diri beliau," kata Meutya.

Keputusan Airlangga mundur dilakukan secara pribadi dan tanpa ada paksaan. Pun Ketua Komisi I DPR RI ini meminta, semua pihak menghormati keputusan Airlangga tersebut.

"DPP menghargai keputusan Ketum Airlangga Hartarto untuk mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar sebagai hak pribadi beliau. Keputusan beliau dibuat secara pribadi tanpa paksaan," tegas Meutya.

Airlangga dizalimi?

Pengusaha Jusuf Hamka menilai, Airlangga telah dizalami. Kondisi itu membuat Airlangga mundur dari posisi sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

"Dengar (dizalimi) banyak, i know too much but i don't want to talk too much oke," kata Jusuf Hamka di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (12/8/2024).

Kendati demikian, pria yang kerap disapa Babah Alun ini tidak secara lugas menjawab pihak yang menzalimi Airlangga. Termasuk sosok yang menzalimi dari luar atau internal Golkar. "Masalah dizalimi dari luar atau dalam, saya juga enggak tahu ya kan," katanya.

jusuf hamka
Jusuf Hamka (Foto: Dok MI)

Jusuf Hamka mengatakan bahwa Airlangga terzalimi. Dia pun tidak ingin mengalami hal sama saat terjun di dunia politik.

Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk keluar dari kepengurusan Partai Golkar. Dia telah menyampaikan surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus.

"Jadi mungkin buat saya, lebih pantas saya dagang nasi kuning saja, daripada ikut di Partai Kuning lagi," tandasnya.

Multi faksi

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arya Budi menilai mundurnya Airlangga akan berpengaruh dalam sejumlah aspek. Termasuk pendaftaran pasangan calon (paslon) dari partai beringin tersebut yang akan bertarung dalam Pilkada 2024. 

"Iya (pengaruh ke Pilkada) karena penandatanganan surat rekomendasi pencalonan misalnya pilkada itu adalah ketua umum dan sekjen," kata Arya, Senin (12/8/2024).

Apalagi pendaftaran calon ke KPU untuk Pilkada sudah semakin dekat. Mau tak mau Plt Ketum nanti yang akan sangat menentukan calon-calon dari Golkar di sisa daerah yang belum dikeluarkan rekomendasi. 

Airlangga Hartarto Korupsi CPO
Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)

Selain itu, ada implikasi lain yang tidak kalah besar dari mundurnya Airlangga. Dalam hal ini terkait dengan kondisi internal Golkar sendiri. 

Apalagi Golkar tak seperti beberapa partai besar lain yang memiliki sosok personal kuat. Misalnya Megawati di PDI Perjuangan, Surya Paloh di NasDem maupun Gerindra dengan Prabowo Subianto. 

"Nah Golkar ini dia multi faksi, pemegang sahamnya banyak. Sehingga ketua umum bukan hanya menjadi kepentingan satu dua kelompok. Itu yang kemudian berimplikasi secara internal. Selain soal nominasi atau pencalonan di Pilkada," ucapnya.

Meskipun, kata Arya, isu soal pergantian ketum Golkar ini sudah berhembus sejak lama. Bahkan jauh sebelum Pilpres 2024. Menurut Arya ada hal-hal yang bisa dibaca dari pengunduran diri Airlangga sebagai Ketum Golkar. Tidak terkecuali relasi kuasa dari Istana.

"Jika kita membaca, ini tentu pengunduran diri Airlangga juga bisa jadi berkaitan dengan relasi kuasa yang terjadi di tubuh eksekutif di kabinet Joko Widodo, selain soal internal," tegasnya.

Hal itu dilihat dari dua variable yang bisa dibaca dari pidato pengunduran diri Airlangga. Pertama menyinggung tentang kesolidan internal partai atau dinamika internal. 

Kemudian yang kedua tentang keberlangsungan pemerintahan. Sehingga masih ada hubungan dengan dinamika yang berlangsung di eksekutif. 

"Nah kita enggak tahu. Itu yang kemudian juga bisa dibaca implikasinya atau dampaknya. Entah bagi Airlangga secara pribadi ataupun bagi partai dan relasi antar aktor di luar partai Golkar. Jadi Golkar dengan kabinet nanti (pemerintah baru) atau dalam proses pencalonan pilkada. Jadi itu kompleksitas yang akan muncul," paparnya.

Mengagetkan!

Apalagi pengunduran diri Airlangga itu bisa dibilang cukup mengagetkan. Mengingat saat ini Airlangga tengah berada di dalam keberhasilan dia sebagai ketua umum. 

Misalnya saja terkait pencapaian yang dalam sepuluh tahun terakhir Golkar akhirnya mampu membawa capres pilihannya menang. Mengingat sejak 2014 hingga 2019, calon yang diusung selalu kalah.

Kemudian untuk ke sekian kali, Airlangga juga dapat mempertahankan bahkan menaikkan jumlah kursi Golkar. Ketika partai lain hanya bisa naik sedikit tapi Golkar cukup signifikan yakni dari 85 kursi terdongkrak menjadi 102 kursi.

"Dan di tengah itu justru dia mundur. Sementara dalam logika elite, orang akan berusaha mati-matian untuk mempertahankan ketua umum, di banyak partai kan demikian," bebernya.

"Jadi pengunduran diri Airlangga terlepas dari sebabnya tentu akan berimplikasi, meskipun sebabnya sekali lagi pasti ada hal atau sesuatu yang sedang atau akan terjadi terkait dengan Airlangga, kalau tidak saya pikir dia tidak akan mundur, karena dia sedang berada di periode keberhasilan dia sebagai ketum," katanya.

Airlangga mundur

Melalui keterangan dalam videonya, Airlangga Hartarto telah menyatakan mundur dari Ketum Golkar. 

"Selama 60 tahun kita telah membuktikan semua itu di dalam Pemilu Legislatif 2024 kita telah bersama-sama menaikkan pencapaian partai kita dengan merebut 102 kursi DPR RI serta ratusan bahkan ribuan kursi parlemen di berbagai tingkat pemerintahan dari Sabang sampai Merauke," jelas Airlangga dalam sebuah video, dilihat Monitorindonesia.com, Minggu (11/8/2024).

Selengkapnya klik di sini...