Perayaan Natal Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia di JCC Berlangsung Meriah

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Januari 2024 01:07 WIB
Perayaan Natal memperingati kelahiran Yesus Kristus di PMTI berlangsung meriah (Foto: Dok MI)
Perayaan Natal memperingati kelahiran Yesus Kristus di PMTI berlangsung meriah (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI – Perayaan Natal memperingati kelahiran Yesus Kristus ke dunia 2000 tahun lalu digelar Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Jum'at (19/1) malam, berlangsung meriah. 

Sekitar 1.600-an warga Toraja menghadiri perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 ini di Plenary Hall Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). 

Perayaan Natal nasional PMTI ini diwarnai dengan karnaval budaya Toraja dengan atraksi tari pa’randing, tapi pa’gellu kreasi modern.

Para peserta  perwakilan dari pulau Kalimantan, Jawa, Papua dan Makassar Sulawesi Selatan, umumnya mengenakan pakaian adat dan kostum Toraja.

Menurut Ketua Panitia, Yoseph Garo Rantetoding, perayaan Natal komunitas Toraja kali ini tidak hanya dihadiri warga PMTI se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cikarang dan Serang (Jabodetabek-CS), juga dihadiri warga Toraja se-Nusantara, bahkan juga ada utusan PMTI dari luar negeri.

Sebab, PMTI adalah wadah organisasi diaspora yang menghimpun komunitas asal Toraja di Sulawesi Selatan memiliki anggota di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Perayaan Natal PMTI dengan Pengkhobah Pdt Dr Christian Tanduklangi MTh ini menampilkan persembahan pujian sejumlah artis ibukota antara lain, Harvey Malaiholo, Lita Zein dan artis muda berbakat Toraja di Jakarta, Sharon. 

Juga akan dimeriahkan oleh VG El Sapan, Trio Sapari, Toraja Dance Community, Toraja Mala’bi Tangerang, PMTI Choir, PMTI Banten, dan paduan suara Kibaid di Jakarta.

Pdt Christian Tanduklangi’ dalam khotbahnya mengatakan, Natal identik dengan menyanyi sukacita memuliakan Tuhan. Karena itu, dia mengajak warga Toraja dan umat Kristen pada umumnya untuk lebih sering bernyanyi daripada beradu debat yang bisa menyebabkan perpecahan bukan perdamaian.

Perayaan Natal dan Tahun Baru digelar hampir setiap tahun, kecuali saat Copid-19 lalu, selalu ramai dan menjadi ajang silaturahmi melepas kangen masyarakat Toraja yang ada di tanah rantau. 

PMTI yang saat ini dipimpin salah seorang putra terbaik Toraja, yakni Mayjen TNI (purn) Julius Selvanus Lumbaa dengan Sekretaris Jenderal, Dating Palembangan.  

Awalnya, PMTI dibentuk atas kesepakatan semua organisasi Toraja yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2004. 

Ir Jonathan L Para’pak terpilih sebagai Ketua Umum PMTI yang pertama kali kemudian Frederik Batong (alm). Kini PMTI dengan Ketua Umum Julius Selvanus Lumbaa, telah terbentuk di seluruh Provinsi di Indonesia dan sejumlah negara sahabat. 

Ketua Umum PMTI Mayjen TNI (Purn) Julius Selvanus Lumbaan dalam kesempatan ini menyapa semua perwakilan PMTI yang hadir antara lain dari Solo, Papua, Kalimantan, Makassar, Toraja, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Mamasa, Sulawesi Barat. 

"Sesuai semangat awal para sesepuh Toraja yang mendirikan organisasi ini, PMTI adalah wadah perhimpunan masyarakat Toraja tanpa membeda-bedakan warna, agama, partai," kattanya.

Yoseph Garo yang didampingi John Bari (Sekretaris Panitia) menambahkan, PMTI adalah wadah perkumpulan masyarakat Toraja tanpa membedakan agama. Mereka yang terhimpun dalam PMTI berasal dari masyarakat Toraja yang Kristen Protestan dan Katolik maupun masyarakat Islam Toraja. 

"Dengan PMTI ini, tali kekerabatan yang bertumbuh berakar dan dipersatukan dalam tradisi, adat dan budaya Toraja menjadi makin kuat dan lestari," ungkapnya.

Sejak dulu, menurut dia, orang Toraja sudah mengenal semboyan yang terkenal. "Yakni misa’ kada dipotuo, pantan kada dipomate yang artinya sama dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda, tetap tetap satu," ujarnya.

Melalui wadah PMTI ini, lanjut Yoseph Garo, masyarakat diaspora Toraja di seluruh Nusantara maupun luar negeri, tetap bersatu dan bahu membahu membangun dan memajukan kampung halamannya di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, Sulawesi Selatan. 

Karena itu, Yoseph berharap masyarakat Toraja di mana pun berada di Nusantara ini untuk tidak menunda waktu mendaftarkan diri dan bergabung dengan PMTI setempat.