PKB dan Demokrat akan Duetkan Cak Imin-AHY

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 6 Juni 2022 16:09 WIB
Jakarta, MI - Selain Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berpeluang untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga kemungkinan besar sangat mungkin masuk ke KIB. Tapi hal itu akan sangat bergantung pada kesepakatan para Ketua Umum partai-partai politiknya. "Kalau ada kesadaran politik bersama di antara para Ketua Umum partai politik seperti Partai Golkar, PAN, PPP, PKB, PKS, Partai Nasdem, dan Partai Demokrat. Artinya Koalisi Indonesia Bersatu akan menghadapi Koalisi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dalam Pilpres 2024 mendatang," kata Pengamat Politik Universitas Nasional Rusdy Setiawan Putra di Jakarta, Senin (6/6). Namun, menurut Rusdy, dalam konteks kesadaran dan dinamika dalam koridor kepentingan kekuasaan dan politik di Indonesia, hal itu akan tergerus oleh kondisi obyektif masing-masing partai politik. Rusdy yang juga Direktur Eksekutif Forum Demokrasi dan Politik Indonesia (FORDEPI) mengatakan, dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang akan ada minimal tiga pasangan capres-cawapres. Paling tidak akan ada tiga koalisi partai-partai politik yang mengusung capres-cawapresnya masing-masing. Menurut Rusdy, konstelasi politik dalam konteks koalisi partai politik memang masih berjalan dinamis. Belum ada satu koalisi partai politik yang ajeg dan resmi dideklarasikan. "Semua masih bisa berubah. Belum ada kepastian dalam terkait koalisi partai politik. Kandidat Capres dan Cawapres pun hanya muncul di permukaan. Yang sekarang terjadi adalah lobi-lobi politik dan berbagai pendekatan yang dilakukan untuk menyelaraskan cita-cita, tujuan dan proposal politik untuk koalisi partai politik dan format pembagian kekuasaan jika suatu koalisi politik memenangi kontestasi Pilpres 2024 mendatang," kata Rusdy. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai politik yang bulat dan kuat dalam persyaratan, jika bergabung dengan koalisi partai politik. Artinya, Cak Imin dan kawan-kawan menyiapkan minimal tiga skenario besar. Salah satu skenario terbesar dan menjadi prioritas adalah Cak Imin yang kini Wakil Ketua DPR RI ini harus menjadi Capres. "Ini syarat yang paling saklek dan tegas, skala prioritas dan harus melalui diskusi politik yang cukup panjang. Karena, ada pembagian kursi-kursi kekuasaan," ujar Rusdy. Salah satu ikhtiar politik yang dilakukan PKB lainnya adalah menduetkan Cak Imin dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Artinya, ada arah koalisi antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Demokrat (PD). "Upaya menduetkan Cak Imin dengan AHY adalah langkah politik PKB atau Cak Imin yang bijaksana. Pada Pilkada DKI Jakarta, PKB mendukung AHY menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Bisa jadi kebaikan PKB kepada PD, menjadi dasar bagi PKB untuk berbucara serius untuk arah politij Pilpres 2024 mendatang, dengan menduetkan Cak Imin dan AHY," kata Rusdy. Menurus Rusdy, duet Cak Imin-AHY memiliki daya magnetis politik yang kuat bagi masyarakat. "Cak Imin dan AHY adalah tokoh-tokoh muda yang diharapkan mampu membawa Indonesia yang lebih baik," kata Rusdy. Apalagi, pada Pilpres mendatang, menurut Rusdy, capres dan cawapresnya adalah tokoh-tokoh muda Indonesia. Sebut saja, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Erick Tohir, Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, Andika Perkasa, dan Prabowo Subiyanto.