IKN Batal Pindah pada Juli Ini, Djarot Saiful: Kok Baru Sekarang? Sebelumnya Memaksakan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 9 Juli 2024 14:51 WIB
Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDIP, Djarot Saiful Hidayat (Foto: MI/Dhanis)
Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDIP, Djarot Saiful Hidayat (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDIP Djarot Saiful Hidayat, menanggapi soal tertundanya rencana pemerintah dalam memindahkan ibu kota ke IKN Nusantara pada Juli 2024 sebagaimana rencana awal. 

"Kok baru sekarang? sebelumnya kan sudah memaksakan, menyampaikan sangat siap ya, (kenapa) baru sekarang? Tapi menurut saya pribadi, memang tidak mudah untuk memindahkan ibu kota, dan jangan terlampau dipaksakan," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2024). 

"Sangat tidak mudah, termasuk progresnya, termasuk juga untuk upacara 17 Agustus ya," lanjut Djarot. 

Kata Djarot, apabila pemindahan ibu kota dipaksakan, maka akan ada banyak infrastruktur yang belum siap dan merata. 

"Kalau terlalu dipaksakan ya begitu hasilnya, listrik belum masuk, air juga belum masuk, insfratruktur juga masih belum siap gitu ya," ujarnya. 

Djarot menilai, kebijakan percepatan pemindahan ibu kota terlalu tergesa-gesa sehingga masih banyak infrastruktur yang belum siap. 

"Artinya apa, inilah salah satu konsekuensi dari kebijakan yang tergesa-gesa, terutama di dalam implementasinya, di dalam eksekusinya," pungkasnya. 

"Jadi ya saran saya sih bener jangan dipaksakan, makanya di awal jangan terlalu PD (percaya diri) gitu loh, kan sebelumnya kan menyampaikan sudah sangat siap gitu ya, ternyata belum juga," tambahnya. 

Seperti diketahui, presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemindahan ibu kota baru akan dilakukan ketika fasilitas dasar, seperti listrik dan air bersih sudah siap di IKN. 

"Airnya sudah siap belum? Listriknya sudah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7) kemarin. 

"Kita tidak ingin memaksakan sesuatu, yang memang belum jangan dipaksakan. Semuanya dilihat, progres lapangannya dilihat," jelasnya.