Gianluca Vialli Meninggal Dunia di Usia 58 Tahun

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 6 Januari 2023 19:57 WIB
Jakarta, MI - Mantan striker Italia, Gianluca Vialli meninggal dunia di usia 58 tahun. Ia meninggal karena kanker pankreas. Federasi Sepak Bola Italia mengkonfirmasi kabar duka tersebut pada hari Jumat (6/1). Dilansir dari AP, Jumat (6/1), pada tahun 2018, Gianluca Vialli mengumumkan bahwa dia telah mengatasi pertempuran selama setahun dengan kanker pankreas, tetapi pada Desember 2021, dia mengatakan penyakitnya telah kembali. Menghadapi kondisinya yang semakin memburuk, Vialli mengatakan pada pertengahan Desember bahwa dia untuk sementara meninggalkan perannya sebagai delegasi tim Italia. Dia diberi nama ketika Roberto Mancini, teman lama dan mantan rekan setimnya, mengambil alih kendali Azzurra. Vialli dan Mancini dikenal sebagai "goal twins" ketika mereka bermain bersama di Sampdoria dan membawa klub Genoa meraih satu-satunya gelar Serie A pada 1991 dan satu-satunya gelar Eropa pada 1990 dengan Piala Winners, serta empat Piala Liga. Italia. Duo ini membimbing tim ke final Piala Eropa 1992, dimana mereka kalah dari Barcelona di Stadion Wembley. Sebagai delegasi tim, Gianluca Vialli bergabung dengan Mancini untuk membantu Italia menjuarai Euro setelah mengalahkan Inggris dalam adu penalti di final Wembley tahun lalu. "Kami memiliki hubungan yang melampaui persahabatan," kata sang pelatih selama turnamen itu. "Bagiku, dia adalah saudara kandung," lanjutnya. Kematian Vialli terjadi hanya tiga minggu setelah kematian legenda Serie A lainnya, Sinisa Mihajlovic, setelah pertempuran panjang dengan leukemia. Mihajlovic juga bertepatan dengan Mancini di Sampdoria saat Vialli bergabung dengan Juventus. Vialli memenangkan Scudetto liga Italia lainnya dan mengangkat Liga Champions dan Piala UEFA bersama Bianconeri. Bersama tim Italia ia memainkan 59 pertandingan dan mencetak 16 gol antara tahun 1985 dan 1992. Dia menyelesaikan karir olahraganya dengan menggabungkan posisinya di lapangan dengan manajer di Chelsea, dengan siapa dia memenangkan Piala FA, Piala Liga, dan Piala Winners. Setelah gantung sepatu, dia terus tinggal di London dan, antara lain, menjadi komentator.