Penembakan Massal Menggemparkan AS Sebelum Musim Panas

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 14 Juni 2021 18:15 WIB
Chicago, Monitorindonesia.com - Dua orang tewas dan setidaknya 30 orang lainnya terluka dalam penembakan massal tengah malam di 3 negara bagian Amerika Serikat (AS), petugas berwenang menuturkan Sabtu (12/06/2021). Kekhwatiran akan lonjakan penembakan di AS yang mungkin akan berlanjut sampai musim panas seiring dengan pencabutan batasan Covid-19 dan akan lebih banyak orang yang bebas untuk bersosialisasi. Serangan tersebut terjadi Jumat malam atau Sabtu subuh di Texas ibu kota Austin, Chicago dan Savannah, Georgia. Di Austin, petugas berwenang mengatakan bahwa mereka menahan satu dari antara dua orang tersangka pria sementara yang lainnya masih dalam proses pencarian setelah kasus penembakan Sabtu pagi (12/06/2021) di sebuah jalanan pejalan kaki yang ramai dengan jalur bar dan restoran. Sebanyak 14 orang terluka, termasuk dua orang dalam keadaan kritis karena kena tembakan senjata api tersebut, menurut pelaksana tugas kepala kepolisian yang meyakini telah memulai perselisihan antara dua kelompok. Belum ada yang ditahan dilaporkan sampai Sabtu malam (12/06/2021) dalam dua penembakan lainnya. Di Chicago, seorang wanita tewas dan Sembilan orang lainnya yang terluka ketika dua oran pria melakukan penembakan terhadap sekelompok orang yang sedang berdiri di trotoar di lingkungan Chatham di sisi selatan kota. Pelaku penembakan berhasil melarikan diri dan belum diidentifikasikan sampai Sabtu sore (12/06/2021). Di kota Georgia bagian selatan Savannah, polisi mengatakan bahwa seorang pria tewas dan tujuh orang lainnya terluka dalam penembakan massal yang terjadi Jumat malam (11/06/2021).  Dua orang yang terluka merupakan anak-anak berusia 18 bulan dan 13 tahun. Kepala kepolisian Savannah, Roy Minter, Jr mengatakan penembakan mungkin berkaitan dengan perselisihan yang sedang terjadi antara dua kelompok. Mengutip laporan yang menyatakan bahwa penembakan yang terjadi di komplek apartmen yang sama awal minggu ini. “Ini sangat mengganggu apa yang sedang dialami negara kita dan tingkat kekerasan penembakan yang kita alami di seluruh negeri,” dia menuturkan kepada para pewarta Sabtu (12/06/2021). “Ini cukup mengganggu dan tidak masuk akal.” Serangan datang di tengah penghapusan batasan protocol COvid-19 di sebagian besar wilayah negara tersebut, termasuk di Chicago yang telah mencabut banyak ketentuan keamanan yang masih tersisa pada Jumat (11/06/2021). Banyak orang mengharapkan bahwa lonjakan kasus penembakan dan pembunuhan tahun lalu merupakan kesalahan yang disebabkan oleh tekanan karenan pandemic ditengah peningkatan jumlah kepemilikan senjata masih lebih tinggi dari sebelum terjadinya pandemi, termasuk di beberapa kota yang menolak kecurangan kepolisian setelah kasus kematian George Floyd.[Yohana RJ] Sumber : VOA News    

Topik:

Penembakan di AS