Singkirkan Perseteruan, AS Bantu Penyelidikan Kecelakaan Pesawat China Eastern Airlines

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 2 April 2022 15:06 WIB
Jakarta, MI - Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) mengatakan pada Hari Jumat, pihaknya membantu penyelidik China dengan mengunduh data kotak hitam pesawat jet Boeing 737-800 China Eastern Airlines yang mengalami kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpang serta awak. Melansir Reuter, Sabtu (2/4), data kotak hitam yang akan dibantu diunduh berasal dari perekam percakapan kokpit (CVR), milik pesawat dengan nomor penerbangan MU5735. Proses pengunduhan data akan dilakukan di Amerika Serikat. China Eastern Airlines jatuh ke lereng gunung di China selatan, Guangxi pada 21 Maret dan menewaskan 132 penumpang dan awak. Ini merupakan bencana penerbangan paling mematikan di Cina daratan dalam 28 tahun. Kru penyelamat pada Hari Minggu lalu menemukan kotak hitam kedua serta perekam data penerbangan di reruntuhan. Perekam suara kokpit kemungkinan akan membantu memberi penyelidik rincian komunikasi antara tiga pilot dalam penerbangan tersebut. Pengiriman data oleh China menunjukkan urgensi penyelidikan, kendati kedua negara berselisih dalam hal lain. NTSB mengatakan tim yang terdiri dari tiga penyelidik telah berangkat ke China. Dikatakan bahwa penyelidik akan membatasi interaksi dengan orang-orang di luar penyelidikan yang akan memungkinkan mereka mulai bekerja segera tanpa karantina. Diketahui, tim tersebut termasuk perwakilan terakreditasi Amerika Serikat Sathya Silva, yang merupakan penyelidik kecelakaan penerbangan senior pada NTSB. NTSB juga mengatakan tim kecil dari Boeing juga melakukan perjalanan ke China untuk membantu penyelidikan. Berdasarkan perjanjian internasional, NTSB memiliki hak untuk berpartisipasi dalam penyelidikan kecelakaan karena pesawat itu dirancang dan dibangun di Amerika Serikat. Sebelumnya media pemerintah China menyebut penyebab kecelakaan harus ditentukan sesegera mungkin, menyusul pertemuan badan pembuat keputusan tertinggi China yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping. Informasi tentang kecelakaan itu harus diumumkan secara terbuka, tepat waktu dan transparan, kata media pemerintah dalam laporan pertemuan tujuh orang Komite Tetap politbiro (bagian dari partai komunis yang memutuskan masalah penting) Partai Komunis, pimpinan tertinggi China. Inspeksi keselamatan nasional juga harus diluncurkan untuk mencegah sebanyak mungkin terjadinya kecelakaan keselamatan, kata media pemerintah. Jika kecelakaan terjadi karena kelalaian, tidak hanya personel yang bertanggung jawab yang akan dihukum, pejabat tinggi terkait juga akan diselidiki, tegas media pemerintah. [iwah]
Berita Terkait