Zelenskiy: Rusia Lancarkan Hampir 400 Serangan Artileri ke Ukraina Bagian Timur

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 21 November 2022 10:11 WIB
Jakarta, MI - Pasukan Rusia melancarkan hampir 400 serangan di timur Ukraina kemarin sebagai bagian dari serangan artileri massif, kata Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam pidato tadi malam. “Pertempuran paling sengit, seperti sebelumnya, terjadi di wilayah Donetsk. Meskipun lebih sedikit serangan hari ini karena cuaca yang memburuk, sayangnya jumlah serangan Rusia tetap sangat tinggi,” kata Zelenskiy seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (21/11). Zelenskiy mengatakan bahwa di wilayah Luhansk, pasukan Ukraina secara perlahan bergerak maju sambil berperang. Sampai sekarang hampir 400 serangan artileri di wilayah timur Ukraina yang dimulai sejak pagi hari, katanya menambahkan. Rusia telah memindahkan pasukan untuk memperkuat posisi di wilayah Donetsk dan Luhansk timur setelah mundur dari Kherson. Zelenskyy juga mengatakan pasukan di selatan "dengan konsisten dan penuh perhitungan telah menghancurkan potensi penjajah". Hanya saja dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sedangkan Deputi kepala pemerintahan Zelenskyy, Kyrylo Tymoshenko mengatakan pasukan Rusia menembaki gedung presiden di wilayah Kherson, di selatan. "Mungkin ada orang di bawah puing-puing, layanan darurat sedang bekerja di lokasi kejadian," kata Tymoshenko di aplikasi kirim pesan Telegram. Kota Kherson yang baru-baru ini berhasil Ukraina rebut kembali masih belum memiliki jaringan listrik, air atau pemanas. Kiev mengatakan sekitar 60 tentara Rusia tewas dalam serangan artileri jarak jauh di selatan. Kedua kalinya dalam empat hari Ukraina mengklaim menimbulkan korban jiwa dalam jumlah banyak dalam satu peristiwa. Sementara itu, tim pengawas nuklir PBB akan melakukan penilaian terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia pada hari Senin. Situs tersebut diserang belasan kali selama akhir pekan. Ledakan itu merusak bangunan dan peralatan, meskipun tidak ada yang "penting" untuk keselamatan dan keamanan nuklir, menurut Badan Energi Atom Internasional. Pimpinan badan PBB tersebut, Rafael Grossi mengatakan bahwa serangan itu sama sama dengan bermain api yang sangat membahayakan dan harus segera dihentikan. Sedangkan dalam perkembangan lain, Jerman menawarkan Polandia sistem pertahanan rudal Patriot untuk membantunya mengamankan wilayah udaranya setelah sebuah rudal nyasar jatuh di negara itu pekan lalu, kata menteri pertahanan Christine Lambrecht. “Kami telah menawarkan dukungan Polandia dalam mengamankan wilayah udara dengan bantuan sistem Eurofighters dan sistem pertahanan udara Patriot,” kata Lambrecht kepada Rheinische Post. Sistem pertahanan udara berbasis darat seperti Patriot Raytheon dibangun untuk mencegat rudal yang masuk.