Sekjen PBB Serukan Pihak yang Bertikai di Gaza Gapai Gencatan Senjata

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 12 Juni 2024 08:50 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres (Foto: AFP)
Sekjen PBB Antonio Guterres (Foto: AFP)

Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, meminta pihak yang bertikai di Gaza, yakni Israel dan Hamas, untuk menyepakati rencana gencatan senjata, yang didukung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

“Saya menyambut baik inisiatif perdamaian yang baru-baru ini digariskan oleh Presiden Biden dan mendesak semua pihak untuk memanfaatkan kesempatan ini dan mencapai kesepakatan,” kata Guterres melalui pernyataan untuk konferensi bantuan darurat di Yordania, Selasa (11/6/2024). 

Guterres menggambarkan situasi di daerah kantong Gaza menyedihkan. Ia menyerukan dunia agar bersatu melindungi UNRWA (badan PBB untuk pengungsi Palestina), dalam menghadapi serangan Israel yang disebutnya keterlaluan dan tanpa henti.

“UNRWA adalah tulang punggung respons kemanusiaan ini dan mereka telah mengalami penderitaan yang tidak dapat ditoleransi bersama dengan orang-orang yang didukungnya,” ujarnya.

“Kecepatan dan skala pembantaian dan pembunuhan di Gaza melebihi apa pun selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal,” tambahnya.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza, sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 37.100 warga Palestina, yang sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak, terbunuh di Gaza dan hampir 84.700 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan setelah perang dilancarkan oleh Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan akses pada makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituduh melakukan genosida.

ICJ dalam keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di Kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

 

Sumber: Anadolu