Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Kini Lebih dari 23.000 Orang

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 11 Februari 2023 07:52 WIB
Jakarta, MI - Korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah menjadi lebih dari 23.000 orang. Dilansir dari ThePrint, Sabtu (11/2), Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, sedikitnya 20.213 orang tewas dan 80.052 terluka dalam gempa yang melanda 10 provinsi di Turki minggu ini. Dia mengatakan warga yang diselamatkan dari reruntuhan telah dipindahkan ke provinsi di luar daerah yang dilanda gempa. "Foto digital dari mereka yang identitasnya tidak diketahui diunggah ke "perangkat lunak khusus untuk pencocokan," kata Koca. “Saya berharap kami akan menjangkau informasi identitas sebagian besar orang,” tambahnya. Sementara itu, sedikitnya 2.166 orang tewas di Suriah barat laut yang dikuasai oposisi akibat gempa bumi besar. Jumlah korban di daerah yang dikuasai pemerintah juga telah meningkat menjadi 1.387 kematian dan 2.326 terluka. Ini membuat total korban tewas di Suriah menjadi 3.553. Petugas penyelamat masih berpacu dengan waktu untuk menarik korban selamat dari reruntuhan. Beberapa penyelamatan berhasil terjadi di Turki, tetapi sebuah kelompok bantuan mengatakan harapan memudar di beberapa bagian Suriah. Pengiriman pasokan mendesak ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah menjadi rumit di tengah perang saudara yang berkepanjangan. Pemerintah Suriah menyetujui pengiriman bantuan ke wilayah tersebut pada hari Jumat, tetapi tidak memberikan batas waktu. Orang yang selamat, banyak dari mereka adalah tunawisma, dapat menghadapi "bencana sekunder" karena dingin dan salju menyebabkan "kondisi yang memburuk dan mengerikan," kata WHO. Pengiriman pasokan mendesak ke daerah-daerah yang dilanda gempa di Suriah utara diperumit oleh perang saudara yang berlangsung lama antara pasukan oposisi dan pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dituduh membunuh rakyatnya sendiri. Dua konvoi PBB yang membawa bantuan telah memasuki barat laut yang dikuasai pemberontak melalui satu-satunya penyeberangan perbatasan resmi di Turki, sementara pemerintah Assad telah menerima banyak bantuan dari negara-negara di seluruh dunia. Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan pada hari Rabu bahwa setiap bantuan yang diterima Suriah harus melalui ibu kota Damaskus. “Negara Suriah siap mengizinkan bantuan masuk ke semua wilayah, asalkan tidak sampai ke kelompok bersenjata teroris,” katanya. Pemerintah Suriah telah menyetujui pengiriman bantuan ke wilayah yang dikuasai pemberontak di barat laut negara itu, sebuah pernyataan mengatakan Jumat, tetapi para pejabat tidak memberikan batas waktu tertentu. Pejabat Suriah telah berulang kali mengatakan mereka "siap" untuk mengirim bantuan ke wilayah tersebut, tetapi tidak ada bantuan dari pemerintah yang dilaporkan memasuki daerah yang dikuasai pemberontak sejak gempa pada hari Senin. Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan lebih dari 141.000 personel penyelamat sedang bekerja di 10 provinsi yang dilanda gempa di Turki. “Kami memiliki lebih dari 141.000 personel, termasuk tim asing, yang bekerja di lapangan di 10 provinsi. Badan Penanggulangan Bencana dan lembaga lainnya menawarkan tenda, kontainer, dan bangunan prefabrikasi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dengan cepat,” ujarnya saat berpidato di kota Malatya. Erdogan mengatakan bahwa lembaga dan organisasi Turki menyediakan makanan hangat untuk tim bantuan bagi para korban gempa melalui dapur keliling dan dapur umum.