Rupiah Dibuka Turun Tipis


Jakarta, MI - Rupiah dibuka melemah tipis di tengah kegamangan pasar global pasca pengumuman data inflasi CPI Amerika Serikat yang mengejutkan, bersamaan dengan lonjakan klaim pengangguran yang mengkhawatirkan.
Pada saat yang sama, pasar mewaspadai lonjakan harga minyak yang nyaris melompat 4% tadi malam pasca Israel mengatakan akan tetap membalas Iran meski AS sudah memintanya menahan diri.
Rupiah spot dibuka turun tipis nilainya 0,02% ke level Rp15.668/US$ ketika indeks dolar stabil di kisaran 102,91. Dua menit setelah dibuka turun tipis, rupiah berbalik agak menguat ke level Rp15.655/US$.
Gerak terbatas rupiah berlangsung ketika sebagian besar mata uang Asia mampu menguat melawan dolar AS. Baht naik 0,81%, won menguat 0,27%, peso 0,24%, ringgit 0,14%, yuan Tiongkok 0,03% dan yuan offshore 0,01%.
Sementara dolar Taiwan masih sedikit turun 0,01%. Serta dua mata uang di negara maju Asia, dolar Singapura dan yen Jepang sama-sama melemah 0,11% dan 0,04%.
Pelaku pasar dikejutkan oleh data inflasi CPI Amerika yang lebih tinggi ketimbang prediksi dan menunjukkan disinflasi terhenti. Pada saat yang sama, data klaim pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari setahun.
Inflasi yang kembali tinggi ketika angka pengangguran mencemaskan, menjadi kombinasi yang membuat pasar makin kesulitan menebak arah kebijakan bunga The Fed ke depan.
Namun, reaksi pasar yang tertahan pasca rilis data inflasi tadi malam kemungkinan karena berbagai pernyataan bernada menenangkan dari para pejabat The Fed.
Tiga pembuat kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (10/10/2024) menanggapi dengan tenang laporan inflasi September yang lebih tinggi dari perkiraan.
Mereka menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan melanjutkan penurunan suku bunga. Namun, seorang pembuat kebijakan lainnya mengindikasikan kemungkinan jeda pada pertemuan berikutnya.
"Bulan ke bulan, ada fluktuasi dalam data, tetapi kami telah melihat proses penurunan inflasi yang cukup stabil," kata Gubernur Federal Reserve New York John Williams dalam sebuah acara di Binghamton University. "Saya berharap tren ini akan berlanjut."
Williams juga menambahkan bahwa menurutnya akan tepat untuk "melanjutkan proses mengubah kebijakan moneter menuju sikap yang lebih netral dari waktu ke waktu."
Gubernur Federal Reserve Bank of Chicago, Austan Goolsbee, dalam wawancara dengan CNBC mengatakan bahwa "tren keseluruhan" inflasi selama 12 hingga 18 bulan terakhir bergerak turun dengan jelas.
Sementara itu, Gubernur The Fed Richmond, Thomas Barkin, menyatakan bahwa inflasi "pasti bergerak ke arah yang benar."
Secara teknikal nilai rupiah memiliki potensi pelemahan terbatas di kisaran sempit menuju level Rp15.680/US$ yang menjadi level support pertama. Hingga ke level Rp15.700/US$.
Bila dua level itu jebol, nilai rupiah bisa makin terpuruk ke Rp15.740/US$ sampai dengan Rp15.750/US$ sebagai support terkuatnya.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp15.640/US$ dan selanjutnya Rp15.600/US$.
Topik:
Rupiah Dolar