Rupiah Melemah Paling Dalam di Asia

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 27 Agustus 2025 17:48 WIB
Rupiah jadi Mata Uang Paling Lemah di Asia, Tertekan Dolar AS (Foto: Ist)
Rupiah jadi Mata Uang Paling Lemah di Asia, Tertekan Dolar AS (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah sepanjang perdagangan Rabu (27/8/2025), menjadikannya mata uang terlemah di kawasan Asia.

Pada penutupan pasar spot, US$ 1 diperdagangkan di level Rp 16.360, atau melemah 0,4% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Fenomena serupa terjadi pada sejumlah mata uang utama Asia lainnya. Ringgit Malaysia, yen Jepang, won Korea, dolar Singapura, peso Filipina, yuan China, dan dolar Taiwan juga melemah terhadap dolar AS dengan penurunan masing-masing sebesar 0,39%, 0,32%, 0,24%, 0,23%, 0,18%, 0,12%, dan 0,09%

Pelemahan rupiah terjadi lebih dalam dibandingkan mata uang negara tetangga, sehingga menjadikannya mata uang terlemah di Asia.

Kuatnya dolar AS menjadi faktor utama. Pada pukul 16.30 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,41% pada perdagangan hari ini ke 98,625.

Selain itu, meningkatnya permintaan dolar AS menjelang akhir bulan turut memberi tekanan pada rupiah.

“Permintaan rutin dolar pada akhir bulan untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri dan impor, serta aksi ambil untung investor di pasar, turut melemahkan rupiah,” tulis analis Maybank Myrdal Gunarto dalam sebuah catatan.

Sentimen bearish bertambah berat setelah serangan Presiden Donald Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Federal Reserve, Bank Sentral paling berpengaruh di dunia, berisiko menimbulkan efek balik yang memukul pasar keuangan dan perekonomian.

Pemecatan Lisa Cook, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve AS, oleh Presiden Donald Trump dianggap sebagai bentuk campur tangan Presiden atas independensi Bank Sentral.

Jika dugaan ini terbukti, maka ada risiko peringkat utang (rating) AS turun dan menjadi bencana di pasar keuangan global.

Tarif AS ke India Capai 50%, Tertinggi di Asia

Sentimen pasar juga terguncang akibat tarif baru AS terhadap India, yang mulai berlaku Rabu pukul 00:01 waktu Washington. 

Tarif sebesar 50%, yang diberlakukan sebagai hukuman atas pembelian minyak Rusia oleh New Delhi, berpotensi mengganggu upaya puluhan tahun AS untuk mempererat hubungan dengan India.

Tarif baru tersebut secara resmi menggandakan bea masuk yang sebelumnya sebesar 25% atas ekspor India. Trump menuduh pembelian minyak Rusia oleh India telah membantu mendanai perseteruan Presiden Vladimir Putin di Ukraina. Sebaliknya, pemerintah India menilai langkah AS ini “tidak adil, tidak berdasar, dan tidak masuk akal.”

Keputusan ini mengejutkan pejabat India, terutama setelah berbulan-bulan negosiasi dagang dengan Washington. India merupakan salah satu negara pertama yang memulai pembicaraan perdagangan dengan pemerintahan Trump.

Meski begitu, kebijakan proteksionisme India di sektor pertanian dan produk susu telah lama menimbulkan frustrasi bagi AS.

Di tengah ketegangan ini, kunjungan tim negosiasi perdagangan AS yang semula dijadwalkan pada 25-29 Agustus ditunda, menimbulkan keraguan apakah kedua negara akan mencapai kesepakatan dagang sebelum musim gugur, target yang sebelumnya ditetapkan saat kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Gedung Putih pada Februari lalu.

Topik:

rupiah nilai-tukar-rupiah dolar-as