Rupiah Tertekan Sepekan, Gejolak Demo & Sentimen AS jadi Beban Berat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 6 September 2025 18:03 WIB
Rupiah Melemah Sepekan (Foto: Ist)
Rupiah Melemah Sepekan (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah belum mampu keluar dari tekanan sepanjang pekan ini. Gejolak domestik ditambah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi faktor utama yang menekan kurs garuda.

Rupiah spot ditutup pada level Rp16.425 per USD pada Kamis (4/9/2025), melemah 0,06 persen dibanding sehari sebelumnya. Secara mingguan, rupiah tercatat sudah terkoreksi 0,44 persen dari posisi akhir pekan lalu.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan pelemahan serupa. Rupiah ditutup di level Rp16.438 per USD atau turun 0,09 persen dari penutupan sebelumnya. Jika dihitung sepekan, pelemahan rupiah mencapai 0,50 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso melaporkan, adanya aliran modal asing keluar (capital outflow) sebesar Rp16,85 triliun di pekan pertama September 2025.

Dana asing keluar dari pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pelemahan nilai tukar rupiah ini seiring dengan menguatnya Indeks Dollar AS (DXY) ke level 98,14 pada Rabu kemarin. 

"BI terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Ramdan

Pengamat pasar uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menyebut, ada risiko melemahnya peringkat kredit Indonesia jika kerusuhan terus terjadi. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi bisa terbebani dan sektor keuangan melemah.

"Aksi unjuk rasa yang disertai kekerasan bisa berdampak negatif terhadap profil kredit Indonesia jika kondisi itu sampai membuat prospek pertumbuhan jangka menengah melemah," tutur Ibrahim.

Pelemahan rupiah turut dipengaruhi faktor eksternal, khususnya dari AS. Pasar global optimistis bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada akhir bulan ini.

"Angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar di tengah meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir bulan ini," tulis Ibrahim dalam risetnya.

Berdasarkan proyeksi CME Fedwatch, pasar memperkirakan peluang hampir 97 persen The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 17-18 September 2025.

Untuk perdagangan ke depan, Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di kisaran Rp16.420 hingga Rp16.470 per USD.

Topik:

rupiah rupiah-melemah