Ekspor Tambang NTB Anjlok 56 Persen, Fokus pada Smelter AMNT

![BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat [Foto: Repro]](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/bps-provinsi-nusa-tenggara-barat.webp)
Mataram, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Oktober 2024 mencapai 105,10 juta dolar AS, dengan sektor tambang menjadi penyumbang utama sebesar sebesar 93,84 persen.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, mengungkapkan bahwa capaian nilai ekspor tersebut mengalami penurunan signifikan sebesar 56,95 persen dibandingkan dengan September 2024, yang mencatatkan ekspor sebesar 244,14 juta dolar AS.
"Terjadi penurunan lebih dari 56 persen dari September 2024 karena terjadi penurunan ekspor pada komoditas tambang," ungkapnya di Mataram, Jumat (15/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa penurunan nilai ekspor itu terjadi akibat ekspor tambang yang merosot sebesar 58,72 persen.
BPS mencatat nilai ekspor tambang turun dari 238,38 juta dolar AS pada September 2024 menjadi 98,63 juta dolar AS pada Oktober 2024
“Memang terjadi sedikit penurunan pada produksi hasil tambang, namun tidak sebesar 58,72 persen yang dipaparkan,” jelas Wahyudin.
Wahyudin menambahkan, bahwa penurunan ekspor tambang juga terkait dengan persiapan hasil produksi untuk fasilitas pemurnian mineral (smelter) milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat, NTB. Smelter tersebut mulai beroperasi pada Oktober 2024.
Izin ekspor tambang bahan mentah Amman berakhir pada 31 Desember 2024, sehingga awal 2025 smelter harus beroperasi secara penuh mengolah hasil tambang.
“Seiring dengan berakhirnya izin tersebut, smelter Amman akan dioptimalkan untuk mengolah hasil tambang,” tutup Wahyudin.
Topik:
penurunan-nilai-ekspor hasil-tambang pt-amman-mineral-nusa-tenggara ekspor-tambang-ntb