Ekonomi China Angkat Rupiah ke Level Rp 15.870 per Dolar AS

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 18 November 2024 11:19 WIB
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) Tercatat Menguat [Foto: Repro]
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) Tercatat Menguat [Foto: Repro]

Jakarta, MI - Pada awal perdagangan Senin (18/11/2024), Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat menguat. Rupiah naik empat poin atau 0,35 persen ke level Rp 15.870 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 15.874 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh data penjualan ritel China yang dilaporkan melebihi ekspektasi pasar. Data tersebut memberikan sentimen positif pada pasar regional, termasuk nilai tukar mata uang di kawasan Asia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatat penguatan di awal perdagangan Senin (18/11/2024). Rupiah menguat sebesar empat poin atau setara 0,35 persen ke level Rp 15.870 per dolar AS, dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp 15.874 per dolar AS.

Penguatan ini dipengaruhi oleh data penjualan ritel China yang dilaporkan melampaui ekspektasi pasar. Kinerja ekonomi China yang positif tersebut memberikan sentimen optimis bagi pasar regional, termasuk mata uang di kawasan Asia, yang ikut merasakan dampak positifnya.

Pada awal perdagangan Senin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan. Rupiah naik empat poin atau 0,35 persen ke level Rp15.870 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp15.874 per dolar AS.

"Data Tiongkok ini meningkatkan optimisme di kawasan Asia mengenai pemulihan ekonomi Tiongkok, yang pada gilirannya memicu sentimen risk-on," kata Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede di Jakarta, Senin (18/11/2024).

Penjualan ritel Tiongkok pada Oktober 2024 mencatat pertumbuhan sebesar 4,8 persen secara tahunan (year on year/yoy), meningkat signifikan dibandingkan angka bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen yoy. dan lebih tinggi dari estimasi 3,8 persen yoy.

Meskipun data ekonomi Tiongkok yang kuat memberikan sentimen positif bagi kawasan Asia, rupiah menghadapi tekanan akibat sinyal yang kurang dovish dari bank dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang dinilai kurang dovish. 

Presiden Federal Reserve Boston, Susan Collins, menyatakan bahwa pemotongan suku bunga kebijakan pada Desember 2024 masih dalam tahap pertimbangan. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, mengindikasikan bahwa suku bunga kebijakan diperkirakan akan "jauh lebih rendah" dalam 12-18 bulan ke depan. Namun, ia juga memperingatkan bahwa laju pemotongan suku bunga mungkin akan lebih lambat dari yang diantisipasi.

Pernyataan ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed cenderung kurang agresif dalam memangkas suku bunga pada tahun 2025. 

Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah, tertekan oleh sejumlah faktor eksternal. Kekhawatiran terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu pemicu utama, ditambah dengan menurunnya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Sepanjang pekan lalu, rupiah cenderung bergerak melemah akibat kekhawatiran terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump, serta menurunnya ekspektasi penurunan suku bunga, didorong oleh pernyataan pejabat The Fed.

Josua memproyeksikan kurs rupiah bergerak di rentang Rp 15.825 per dolar AS sampai dengan Rp15.950 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Topik:

nilai-tukar-rupiah dolar-as penjualan-ritel-china