Bos Narkoba Internasional Fredy Pratama Sukar Ditangkap, Polri: Bapaknya Lebih Kejam daripada Kita

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 25 Oktober 2023 23:44 WIB
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa (Foto: MI/Aswan)
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa (Foto: MI/Aswan)

Jakarta, MI - Bos narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama alias Miming/Cassanova disebut saat ini masih berada di Thailand. Namun sukar dibawa ke Indonesia karena bapak dan mertuanya diduga sebagai kartel narkoba.

“Bapaknya kartel, mertuanya kartel. Susah kalau kartel,” ujar Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa kepada wartawan, Rabu (25/10).

Kepolisian setempat juga, kata dia, kesulitan menangkap Fredy lantaran faktor kartel tersebut. “Dia berani enggak pertanyaannya itu sekarang. Kartel bapaknya, kan lebih kejam daripada kita,” lanjutnya.

Menurut Mukti, Fredy menetap di Thailand karena memiliki istri orang Thailand yang diyakini juga terlibat jaringan narkoba ini. "Pastilah (ikut terlibat), enggak mungkin enggak, kalau bapaknya kartel, istrinya paling juga minimal menyelubungkan narkoba," tandasnya.
 
Sebelumnya Bareskrim menyita 10,2 ton sabu yang terafiliasi jaringan Fredy Pratama di Indonesia selama periode 2020-2023. Total sudah 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan Fredy Pratama ditangkap dari 2020-2023. Penangkapan berbekal 408 laporan polisi (lp) yang masuk. 
 
Berdasarkan barang bukti yang disita, sosok Fredy Pratama disebut masuk sebagai salah satu sindikat penyalur narkotika terbesar di Indonesia. Hasil analisa Direktorat Tindak Pidana Narkoba, mayoritas narkoba di Indonesia terafiliasi dengan bandar besar Fredy Pratama
 
Sindikat Fredy disebut mampu menyelundupkan sabu dan ekstasi masuk ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kg sampai 500 kg setiap bulan. Modus operandi yang dipakai adalah menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh. Kini, Polri tengah memburu gembong narkoba Fredy Pratama. Dia menjadi buronan Polri sejak 2014. (An)