Polda Metro Ringkus 9 Pengoplos Gas Elpiji Subsidi ke Non Subsidi

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 14 Februari 2025 00:14 WIB
Salah satu lokasi pengoplosan gas elpiji. [Dok MI]
Salah satu lokasi pengoplosan gas elpiji. [Dok MI]

Jakarta, MI - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya menangkap 9 orang dalam kasus pengoplosan gas elpiji di daerah Bekasi, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Namun, polisi belum mengendus adanya pengoplos elpiji di wilayah lainnya seperti Tangerang, Bogor, dan daerah lainnnya.

 Wadirreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menjelaskan, peran masing-masing tersangka. Para pelaku berinisial S, W, MR, MS, P, MR dan W merupakan pemilik, sedangkan S selaku pemilik bahan baku, asisten dokter berinisial MR, M selaku pengawas, dan T selaku penjual hasil pemindahan.

Modus para pengoplos dilakukan dengan cara memindahkan isi gas elpiji ukuran 3 kg (subsidi) ke tabung gas elpiji kosong ukuran 12 kg dan 50 kg. Dalam menjalankan aksinya, para tersangka menggunakan pipa regulator yang sudah dimodifikasi.

"Para tersangka juga menggunakan es batu agar isi dari tabung gas elpiji ukuran 3 kg dapat berpindah ke tabung elpiji kosong ukuran 12 kg dan 50 kg," ujar Panjiyoga dalam konferensi pers, Kamis, (13/2/2025).

Dalam menjalankan aksinya, para tersangka menggunakan pipa regulator yang sudah dimodifikasi. Setelah diisi, para tersangka menjual gas hasil oplosannya tersebut di wilayah Jakarta dan Bekasi. 

Sementara keuntungan yang didapat oleh para tersangka sebesar Rp80 ribu sampai Rp100 ribu per tabung untuk gas 12 kg non subsidi dan untuk gas 50 kg para tersangka mendapatkan keuntungan Rp560-694 ribu per tabung.

Catatan Monitorindonesia.com dan investigasi tahun 2024 silam, pelaku pengoplos gas subsidi ke non subsidi tersebar di berbagai wilayah. Mereka bahkan tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek hingga Subang, Jawa Barat.

Mereka dalam beraksi selalu berpindah tempat. Paling lama mereka di suatu tempat 3-4 minggu. Pelaku menyewa lahan kosong yang jauh dari pemukiman penduduk agar sulit terdeteksi masyarakat umum.

Gas hasil oplosan yang ditempatkan di tabung 12 kg hingga 59 kg itu biasanya dijual ke sejumlah hotel, restoran, bahkan industri. Harga yang mereka tawarkan ke tempat itu masih tetap lebih murah dibanding membeli gas non subsidi.

Bila dikejar-kejar aparat, para pengoplos bisa beraksi sendiri di rumah. Modusnya, rumah seolah dibuat penampungan gas elpiji 3 kg namun saat keluar rumah tabung gas melon kosong karena sudah dipindah ke tabung gas non subsidi.[Ln]

Topik:

Gas elpiji Pengoplos gas elpiji Gas Elpiji Langka