Praktek Oligarki: Importir Daging dan Vaksin Untung, Peternak Hancur!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 31 Juli 2022 13:03 WIB
Jakarta, MI - Ditengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), importir vaksin dan daging menangguk untung. Pemerintah pun menunjuk pemasok vaksin tanpa tender dengan harga mahal. Hal ini tentunya berakibat pada peternak yang kini gulung tikar akibat pemerintah lamban mencegah virus meluas. Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menilai hal ini merupakan salah satu praktek oligarki yang makin besar importir daging dan vaksin makin hancur pula nasib para peternak. "Karena kebijakan impor daging dari Negara berpenyakin PMK, maka, mportir daging untung, importir vaksin untung, peternak hancuuurrrr, ini salah satu praktek oligarki," kata Said Didu melalui tweetnya seperti dikutip Monitorindonesia.com, Minggu (31/7). Sementara itu, warganet di Twitter juga mempertanyakan sikap pemerintah yang menunjuk pemasok vaksin tanpa tender dengan harga mahal. "Ngeri ya kerugian pertahun 9,9 T. Ditengah wabah, importir vaksin dan daging menangguk untung. Pemerintah menunjuk pemasok vaksin tanpa tender dengan harga mahal. Siapa saja mereka?," tanya salah satu pengguna Twitter @UmarHasibuann70. Diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mencatat lebih dari 400 ribu ternak terjangkit virus PMK dengan kerugian Rp 9,9 triliun per tahun. [Amin]

Topik:

Vaksin Oligarki PMK Peternak