Kepala BBPJN Jateng-DIY: Jembatan Pandansimo Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Selatan DIY

Zul Sikumbang
Zul Sikumbang
Diperbarui 10 Agustus 2025 23:50 WIB
Jembatan Pandansimo, DIY (foto:dok PU)
Jembatan Pandansimo, DIY (foto:dok PU)

Jakarta, MI - Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah - DIY, Moch Iqbal Tamher mengatakan, keberadaan jembatan Pandansimo, DIY bisa menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah selatan DIY.

"Selain manfaat transportasi, jembatan ini juga akan membuka akses ke lahan pertanian seluas 2.164,10 hektare di Kecamatan Galur dan mendukung produksi pertanian sebesar 9.143,2 kuintal sayur dan buah setiap tahunnya. Produksi perikanan di Kecamatan Srandakan juga diharapkan meningkat sebesar 13,3 ton per tahun. Keberadaan Jembatan Pandansimo diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah selatan DIY," kata M Iqbal Tamher dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (10/8).

Berdasarkan studi kelayakan tahun 2017, kata Iqbal Tamher, pengoperasian JJLS di DIY diperkirakan mampu mengurangi biaya operasional kendaraan sebesar 13,11% atau setara Rp1,4 triliun per tahun dan menghemat waktu tempuh hingga 20 menit. 

"Tak hanya itu, jembatan ini mampu meningkatkan nilai produksi berbagai komoditi wilayah yang dilalui sekitar sebesar 18,6% atau sekitar Rp7,7 miliar per tahun," sebutnya.

Ia menjelaskan, jembatan Pandansimo memiliki panjang total penanganan 2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter, terdiri dari oprit, slab on pile, dan jembatan utama. 

"Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp863,7 miliar yang bersumber dari APBN, dengan masa pelaksanaan 579 hari kalender," ujar Iqbal Tamher.

Jembatan Pandansimo juga dirancang untuk memperkuat ketahanan wilayah terhadap bencana yang sejalan dengan visi Kementerian PU untuk membangun infrastruktur yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan.

"Dari sisi teknis, jembatan ini memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat, Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai peredam gempa, Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan, serta mortar busa untuk mengurangi beban struktur. Desain arsitektur jembatan juga mengadopsi elemen budaya lokal seperti motif batik nitik dan bentuk gunungan pada gapura serta lampu jalan, sekaligus memperkuat identitas kawasan," terang Iqbal Tamher.

"Saat ini Jembatan Pandansimo masih dalam proses Audit Keselamatan Jalan untuk memastikan seluruh elemen jembatan dan jalan penghubungnya memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas, sehingga dapat digunakan masyarakat dengan aman sebelum dibuka secara resmi," pungkas Iqbal Tamher.

Topik:

Kepala BBPJN Jateng-DIY Moch Iqbal Tamher