Megawati dan Prabowo akan Bertemu, Jokowi Khawatir?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 12 April 2024 13:52 WIB
Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) (Foto: MI/Net/Ist)
Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) (Foto: MI/Net/Ist)

Jakarta, MI - Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto bakal bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam rangka silaturahmi Idul Fitri 2024 dalam waktu dekat ini. Pertemuan tersebut dinilai akan menimbulkan kekhawatiran terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya, hubungan Presiden Jokowi dan Megawati disebut-sebut memburuk jelang Pemilihan Presiden (2024). Situasi antara PDI-P dan Jokowi pun kian berjarak setelah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Padahal, Gibran dan Jokowi masih berstatus sebagai kader PDI-P. 

Apalagi, partai banteng mengusung calon presiden (capres) sendiri yang menjadi pesaing Prabowo yaitu Ganjar Pranowo.

"Yang paling khawatir dari rencana pertemuan Prabowo-Megawati adalah Jokowi," kata loyalis Ganjar Pranowo, Jhon Sitorus, dalam keterangannya di aplikasi X @Miduk17 dikutip Monitorindonesia.com, Jum'at (12/4/2024).

Pasalnya, Jokowi beberapa kali merengek minta bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu. "Jokowi beberapa kali merengek minta ketemu bu Mega," lanjutnya.

Menurutnya, alasan di balik permintaan Jokowi untuk bertemu dengan Megawati masih menjadi misteri, dan hanya ia dan Tuhan yang tahu. "Entah apa tujuannya, hanya Jokowi dan Tuhan yang tahu," tukasnya.

Jika pertemuan antara Prabowo dan Megawati benar-benar terjadi, kata Jhon, maka Jokowi pasti akan buru-buru bermanuver agar tidak kehilangan kekuasaan setelah masa jabatannya berakhir. "Jokowi pasti buru-buru bermanuver agar tidak kehilangan power pasca lengser nanti," cetusnya.

Jhon menuturkan, manuver-manuver tersebut bisa dilakukan sebelum pertemuan Prabowo-Mega terjadi. "Manuver itu bisa saja dilakukan sebelum pertemuan Prabowo-Mega," timpalnya.

Salah satunya adalah dengan upaya membatalkan atau memaksa pertemuan tersebut dengan segala cara. "Entah berusaha membatalkan atau Jokowi memaksa bertemu bu Mega dengan segala cara," ungkapnya.

Pun Jhon mengakui bahwa power yang dimiliki oleh Megawati masih sangat berpengaruh dalam dunia politik Indonesia. "Biar bagaimanapun, power bu Mega masih sangat berpengaruh dalam dunia perpolitikan Indonesia".

Bahkan, Megawati lebih powerful dari mantan Presiden selama 10 tahun, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Beliau lebih powerful dari mantan Presiden 10 tahun, SBY," tandasnya.

Topik:

megawati prabowo