Ditanya Soal Konflik PKB-PBNU, Wapres: Nanti Juga Selesai

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 17 Agustus 2024 2 jam yang lalu
Foto Kolase - Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Foto Kolase - Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Jakarta, MI - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meyakini konflik yang terjadi antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapat selesai dan akhirnya dapat ger-geran atau tertawa bersama.

"Itu saya kira itu nanti juga selesai. Biasa di NU itu awalnya gegeran (ribut), akhirnya ger-geran," kata Wapres Ma'ruf saat memberikan keterangan di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (17/8/2024). 

Wapres menyatakan istilah gegeran yang dalam bahasa Jawa berarti keributan, sedangkan istilah ger-geran berarti tertawa bersama.

Saat ditanya soal kehadirannya pada Muktamar PKB di Bali pekan depan, Wapres Ma'ruf mengapresiasi undangan tersebut dan menyatakan dukungannya kepada PKB.

Namun, Wapres berhalangan hadir karena akan melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.

Adapun sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, melaporkan soal konflik PKB-PBNU ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin bahwa ada keinginan intervensi dari PBNU ke partainya.

"Beliau sampaikan 'ya semua harus taat konstitusi, karena PBNU dan PKB dua organisasi yang berbeda. Satunya organisasi politik, satunya organisasi masyarakat'," kata Muhaimin di Rumah Dinas Wapres, Jakarta, Kamis (15/8). 

Seperti diketahui, Ma'ruf Amin merupakan salah satu pendiri sekaligus ketua dewan syuro pertama PKB, sebelum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Muhaimin berharap agar PBNU taat terhadap konstitusi, yaitu Undang-Undang Partai Politik dan Organisasi Masyarakat.

"Saya berharap PBNU untuk taat konstitusi, mau taat kepada siapa lagi kalau tidak konstitusi," katanya.