Stella Christie: Inovasi dari Kampus Bisa Hidupkan Industri Nasional

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 15 Oktober 2025 7 jam yang lalu
Wamen Dikti Saintek  Stella Christie,  saat memaparkan pentingnya sinergi antara kampus dan industry. (Foto. Rizal Siregar)
Wamen Dikti Saintek Stella Christie, saat memaparkan pentingnya sinergi antara kampus dan industry. (Foto. Rizal Siregar)

Jakarta, MI - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Stella Christie, menegaskan pentingnya sinergi antara kampus dan industri. 

Dalam kunjungan kerja yang melibatkan lebih dari 30 industri asal Tiongkok, ia menyoroti dua hal besar: kebutuhan tenaga ahli lokal dan penguatan inovasi dari dunia kampus.

“Kita ingin kampus dan industri match secara langsung. Tujuan besarnya jelas, mencetak tenaga ahli dari lulusan kita sendiri dan memperkuat riset agar bisa dipakai industri,” ujar Prof. Stella usai membuka kegiatan 2025 China-Indonesia Education-Industry Collaboration Summit, di Gedung D Kemdiktisaintek Rabu, (15/10/2025)

Prof. Stella menyoroti masih sedikitnya tenaga ahli Indonesia yang bekerja di perusahaan asing, terutama dari Tiongkok. Padahal, investasi dari negeri tirai bambu terus mengalir ke berbagai sektor di Indonesia.

“Kalau kita lihat, banyak perusahaan besar asal Tiongkok yang beroperasi di sini. Tapi apakah tenaga ahlinya sudah banyak dari lulusan Indonesia? Belum. Ini yang harus kita ubah,” katanya tegas.

Ia menilai, perguruan tinggi harus menjadi tempat lahirnya tenaga ahli siap kerja. “Kita harus mulai dari universitas, dari politeknik. Jadi ketika industri datang, mereka langsung bisa merekrut anak bangsa sendiri,” tambahnya.

Menurut Prof. Stella, industri tidak akan bertahan tanpa inovasi. Dan sumber inovasi sejati justru berasal dari kampus.

“Inovasi di negara maju datangnya dari kampus, bukan cuma dari perusahaan. Kita ingin hal itu juga terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Melalui kerja sama riset antara kampus dan industri, hasil penelitian para akademisi bisa dikembangkan lebih jauh, bahkan sampai tahap hilirisasi. “Industri perlu inovasi, dan kampus punya itu. Sekarang waktunya kita sambungkan,” tegasnya.

Prof. Stella juga mencatat meningkatnya jumlah mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Tiongkok. Menurutnya, tren ini tidak lepas dari kualitas pendidikan di sana yang diakui dunia.

“Kualitas pendidikan di Tiongkok tinggi, biayanya lebih terjangkau, dan jaraknya dekat. Banyak mahasiswa kita yang tertarik karena itu,” ujarnya.

Namun ia menekankan, tujuan utama belajar ke luar negeri bukan untuk menetap, melainkan untuk kembali dan berkontribusi di Tanah Air.

“Banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia. Jadi lulusannya bisa pulang dan langsung terjun di industri yang sudah kenal dengan budaya dan teknologinya,” katanya.

Permintaan tenaga ahli Indonesia dari berbagai bidang terus meningkat. Dari teknik, alat berat, kesehatan, hingga industri teknologi, semua sektor butuh SDM lokal yang unggul.

“Hampir di semua bidang dicari. Ini kesempatan besar bagi lulusan kita,” ujar Prof. Stella.

Kerja sama kampus dan industri lintas negara ini diharapkan bisa melahirkan tenaga kerja terampil dan inovatif yang siap bersaing di kancah global.

Topik:

Stella Christie Wamen Dikti Saintek Kementerian Pendidikan Tinggi kolaborasi kampus dan industri kerja sama Indonesia Tiongkok inovasi pendidikan tinggi riset dan teknologi tenaga ahli Indonesia mahasiswa Indonesia di China hilirisasi riset