Netherlands Leprosy Relief Bersama KBR Gelar Webinar "Kusta dalam Berita"

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 16 November 2022 16:08 WIB
Jakarta, MI - Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia bersama Kantor Berita Radio (KBR) mengadakan webinar dengan tema "Kusta dalam Berita" yang diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting, Selasa (15/11). NLR adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia dengan tiga pendekatan yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi). Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja pada tahun 1975 bersama Pemerintah Republik Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan Paulan Aji Brata selaku Communications Officer NLR Indonesia, Uswatun Hasanah Project Asistent Inclution and Disability NLR Indonesia, Anselmus Bata Wakil Pemimpin Redaksi Beritasatu.com Achmad Mutiul Alim Praktisi Media dan Nadhila Beladina dari Yayasan Satu Jalan Bersama atau Kelompok Mahasiswa peduli kusta. Dalam sambutan pembukanya Paulan Aji Brata mengungkapkan bahwa NLR Indonesia adalah organisasi nirlaba yang bekerja untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya. Kami menggunakan pendekatan tiga zero yaitu zero transmisi, zero disabilitas dan zero eksklusi. NLR Indonesia juga mendorong pemenuhan hak anak dan kaum muda penyandang disabilitas akibat kusta dan disabilitas lainnya. NLR Indonesia didirikan pada 2018 dan merupakan entitas nasional hasil transformasi dari organisasi non-pemerintah asal Belanda, yaitu NLR, yang telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1975 dan bermitra dengan Kementerian Kesehatan. Dengan demikian, NLR Indonesia merupakan anggota dari Aliansi NLR International bersama NLR Brazil, NLR India, NLR Mozambique dan NLR Nepal. Aliansi NLR International dipimpin oleh NLR yang berkantor pusat di Belanda. "NLR Indonesia mendorong kegiatan penemuan kasus kusta sedini mungkin untuk menekan keterlambatan diagnosis dan pengobatan kusta yang dapat berakibat disabilitas pada penderita kusta. Bersama tenaga kesehatan, NLR Indonesia mendorong upaya pemantauan pada pasien kusta yang telah selesai pengobatan agar tidak mengalami risiko disabilitas akibat kusta," jelas Paulan. Menurut data WHO, lanjut Paulan, di tahun 2021 kasus Kusta itu posisi Indonesia di dunia itu masih di posisi yang ketiga. "Peringkat ketiga di dunia sebagai penyumbang kasus kusta yang pertama adalah India sekitar 65.000-an, lalu Brazil di 17.000 dan Indonesia di 1.173 ini dari data who tahun 2021. Saat ini berdasarkan data Kemenkes itu hingga triwulan kedua Tahun 2022 sekarang ini kasus yang terdaftar kasus peserta yang terdaftar itu ada 13.559 masih banyak sekali ya dan kasus barunya. Memprihatinkan itu kasus baru pada anak itu 9,09% jadi masih cukup tinggi kasus Kusta pada anak yang menunjukkan bahwa kusta itu masih ada," bebernya. Melalui acara ini, kata dia, peningkatan kesadaran atau peningkatan pengetahuan pada publik pada mitra-mitranya melalui berbagai kerjasama terutama juga dengan media. Untuk itu, Paulan mendorong kalangan media dan pers mahasiswa agar menampilkan foto, gambar, video, dan cerita yang inspiratif tanpa melanggengkan stigma kusta. "Cerita yang dilengkapi foto, gambar, video dan pernyataan sebaiknya menampilkan perubahan yang positif dari orang yang pernah mengalami kusta, bukan malah berfokus pada sisi kelamnya," ujarnya. Uswatun Hasanah Project Asistent Inclution and Disability NLR mengatakan bahwa Indonesia NLR Indonesia mendorong kegiatan penemuan kasus kusta sedini mungkin untuk menekan keterlambatan diagnosis dan pengobatan kusta yang dapat berakibat disabilitas pada penderita kusta. "Bersama tenaga kesehatan, NLR Indonesia mendorong upaya pemantauan pada pasien kusta yang telah selesai pengobatan agar tidak mengalami risiko disabilitas akibat kusta," ujarnya. Selain itu, Paulan juga berharap media semakin berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar seputar kusta dan mampu menyuarakan atau memberitakan informasi yang benar, efektif , menarik dan inklusif sehingga masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial dan budaya tidak hanya menjadi paham, tetapi juga termotivasi untuk terlibat aktif dalam penanganan kusta di Indonesia. Sementara itu, Anselmus Bata Wakil Pemimpin Redaksi Beritasatu.com, menyapaikan bahwa dalam penulisan berita terkait kusta ini pada umumnya agar diketahui oleh masyarakat yaitu mulai dari pengertian Kusta itu sendiri hingga cara pencegahannya. " Sebenarnya pada umumnya, kita itu menulis apa itu penyakitnya, kemudian penyebabnya, penularannya, pengobatannya, pencegahannya, dan deteksi dininya seperti apa, paling hanya berputar pada pesroalan-persoalan ini saat kita menyampaikan berita," kata Anselmus. Selain itu, tambah Anselmus, harus menguasai data dan masalah. "Kemudian, Siapkan "Peluru" (titipan pertanyaan dari kantor atau riset sendiri), Bagaimana kepedulian pemda, perusahaan swasta, atau organisasi lainnya? Turun ke lapangan dan temui penderita, Menular, sehingga perlu protokol kesehatan, Tidak mematikan, tetapi timbulkan cacat permanen, Pengobatan lewat JKN gratis?," ungkapnya. Sebagai informasi, Kusta dalah penyakit infeksi kronis namun dapat disembuhkan, terutama menyebabkan lesi kulit dan kerusakan saraf. Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Kondisi ini terutama memengaruhi kulit, mata hidung dan saraf perifer.

Topik:

Kusta