Ngabuburit di Situs Gunung Padang sambil Melantunkan Sholawat Nabi

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 20 Maret 2024 02:45 WIB
Anak-anak Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur ngabuburit di Situs Megalitikum Gunung Padang sambil melantunkan sholawat nabi.
Anak-anak Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur ngabuburit di Situs Megalitikum Gunung Padang sambil melantunkan sholawat nabi.

Cianjur, MI - Ngabuburit di bulan puasa ramadan bukan sekadar kegiatan untuk mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi tradisi yang dijalankan oleh umat Islam di Indonesia. 

Berbagai kegiatan pun dapat dilakukan saat ngabuburit, seperti berinteraksi dengan keluarga, teman, atau tetangga, membaca  Al-Qur'an, menyimak ceramah agama, atau berdoa dan lain sebagainya.

Ngabuburit juga menjadi momen yang penting untuk mengenali dan memahami nilai-nilai kebersamaan, ketekunan, serta ketahanan diri dalam menjalani ibadah puasa.

Aktivitas bersama keluarga atau komunitas juga akan memperkuat ikatan dan menciptakan rasa solidaritas di antara umat Islam. Selain itu, ngabuburit juga dapat memberikan kesempatan untuk memperdalam pemahaman akan agama dan meningkatkan kesalehan spiritual.

Tradisi-tradisi ini memiliki nilai-nilai sosial yang kuat, di mana umat Islam dapat saling mempererat hubungan, berbagai kebahagiaan, dan memperoleh keberkahan menjelang berbuka puasa.

Seperti yang dilakukan sejumlah anak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat (Jabar) Senin (18/3/2024) sore kemarin. Mereka mengisi waktu luang menunggu bedug buka puasa dengan berjalan-jalan di Situs Megalitikum Gunung Padang sambil melantunkan sholawat nabi. 

Mereka tampak kompak melantunkan sholawat sambil duduk di antara batu-batuan Situs Gunung Padang yang terdiri dari berbagai batuan columnar jointing berupa batuan andesit, batuan basal, dan batuan granit. 

Suara merdu pun keluar dari mulut mereka ketika bernyanyi. Membawa kesegaran dan keceriaan suasana sore itu di teras pertama punden berundak Gunung Padang itu.

Itu adalah simfoni yang mengalir lembut, mengisi ruang dengan kehangatan dan kebahagiaan di situs tertua tempat peradaban pertama dunia hasil karya nenek moyang bangsa Indonesia.

Gunung Padang adalah sebuah situs megalitikum yang terletak di Cianjur, Jawa Barat. 

Situs ini terkenal karena struktur megalitiknya yang unik, termasuk teras-teras batu dan kolom-kolom batu yang tersebar di area tersebut.

Situs ini telah menarik perhatian para arkeolog dan sejarawan karena di duga struktur tersebut merupakan situs tertua di dunia. 

Usia dari situs Gunung Padang masih menjadi subjek perdebatan di kalangan para ahli.  Penelitian terbaru menggunakan metode geofisika dan penanggalan karbon telah menghasilkan perkiraan usia yang bervariasi, mulai dari ribuan tahun hingga puluhan ribu tahun. 

https://indonesiakaya.com/wp-content/uploads/2020/10/gunung-padang-5-1.jpg

Beberapa penelitian menyatakan situs ini mungkin memiliki usia lebih dari 20.000 tahun, sementara yang lain berpendapat bahwa struktur megalitik tersebut mungkin lebih muda, berkisar antara 4.000 hingga 6.000 tahun. 

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan usia sebenarnya dari situs Gunung Padang.

Namun perlu diketahui, bahwa dinamakan Gunung Padang yang menurut masyarakat setempat maknanya ialah “Gunung Terang” karena di tempat  ini sering ada suara -suara musikal dan terang benderang pada malam-malam tertentu. Gunung Padang sendiri bukanlah gunung aktif, tetapi lebih tepat dikatakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 885 mdpl.

Berlokasi di Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, situs megalitik yang luar biasa ini dapat ditempuh 1,5 jam atau 45 km dari kota Cianjur. 

Dari Jakarta dapat ditempuh dengan jarak 165 km dan dari Bandung sektar 110 km. Perjalanan menuju ke Situs Gunung Padang melalui jalur naik-turun, kadang aspalnya mulus dan kadang jalanan berlubang dan berbatu.

Situs Gunung Padang konon merupakan situs megalitik paling besar di Asia Tenggara dan merupakan situs megalitik berbentuk punden berundak yang terbesar di Asia Tenggara.

Bentuk bangunan punden berundaknya mencerminkan tradisi megalitik (mega berarti besar dan lithos artinya batu) dengan warna bebatuan yang sebagian besar berwarna abu-abu gelap berjenis andesit basaltis.

Mengunjungi situs megalitikum Gunung Padang seakan membawa kita kembali ke masa lampau dengan kembali mengingat kisah jaman pra-sejarah dan secara tidak langsung membuat kita semakin menghargai sejarah Bangsa Indonesia.

Situs Gunung Padang sangat tepat untuk dijadikan wisata di akhir pekan bersama rekan dan keluarga, Anda akan dibuat takjub dengan susunan batu dan panorama di sekitar situs yang sangat mempesona.

Topik:

ngabuburit anak-desa-karyamukti situs-megalitikum-gunung-padang puasa-ramadan