4 Kru Pesawat Super Tucano TNI AU yang Meninggal Naik Pangkat

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 17 November 2023 13:31 WIB
Kru pesawat Super Tucano TNI AU yang terjatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kamis  (16/11) [Foto: Ant]
Kru pesawat Super Tucano TNI AU yang terjatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11) [Foto: Ant]

Jakarta, MI - Empat korban meninggal dunia akibat kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11), mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa setingkat lebih tinggi.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengatakan, bahwa seluruh korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, mendapatkan penghargaan dari negara.

"Semua mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa sebagai penghargaan dari negara atas Dharma Bhakti mereka kepada nusa dan bangsa," kata Agung di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (17/11).

Dijelaskan Agung, untuk Kolonel Penerbang Subhan menjadi Marsekal Pertama TNI (Anumerta), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya menjadi Marsekal Pertama TNI (Anumerta).

Kemudian, Letkol Penerbang Sandhra Gunawan menjadi Kolonel Penerbang (Anumerta) dan Mayor Penerbang Yuda A Seta menjadi Letkol Penerbang (Anumerta). Dengan kenaikan pangkat tersebut, juga diberikan segala fasilitas kepada personel yang gugur dalam tugas. (Rl/Ant)

"Naik satu tingkat, dengan segala fasilitas yang diberikan kepada personel yang gugur dalam tugas," tandasnya.

Sebelumnya, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11). Dua pesawat itu bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103, yang tengah melakukan sesi latihan rutin.

Pesawat tersebut take off pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB. Dua pesawat mengalami hilang kontak, usai melakukan manuver formasi dan menembus awan. Dugaan awal, jatuhnya pesawat tempur tersebut akibat cuaca buruk.