Anggota DPR Ingatkan Masyarakat Tidak Lengah Hadapi Varian Omicron

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 5 Februari 2022 14:14 WIB
Monitorindonesia.com - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dan abai apalagi sampai berasumsi bahwa Covid-19 varian Omicron tidak berbahaya. Sehingga baginya itu adalah asumsi yang keliru. “Ini anggapan yang keliru. Varian Omicron masih berbahaya terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan yang belum di vaksin. Untuk itu langkah yang dilakukan pemerintah pusat adalah kita evaluasi secara menyeluruh,” ujar Rahmad kepada wartawan, Sabtu (5/2/2022). Rahmad mendukung perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginstruksikan jajarannya untuk mengevaluasi level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Karena varian Omicron sudah melonjak, sehingga sudah saatnya pemerintah melakukan evaluasi secara menyeluruh. Rahmad menuturkan, mengenai penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di semua jenjang pendidikan perlunya evaluasi segera. “Terlebih untuk beberapa kasus di wilayah perlunya dihentikan untuk sementara waktu dengan berdasarkan besaran kasus di daerah atau di wilayah,” katanya. Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun meminta pemerintah kembali menggencarkan gerakan perilaku hidup sehat ditengah pandemi Covid-19 terutama menjalankan protokol kesehatan. Karena menurutnya, saat ini sudah begitu banyak masyarakat abai dengan protokol kesehatan. Potensi penularan virus korona ini disebut begitu terbuka terutama di tempat-tempat publik. Karena itu Rahmad menghimbau masyarakat dapat menahan diri untuk tidak melakukan apapun bentuk kegiatan yang bisa memicu kerumunan massa seperti yang terlihat viral di media sosial, yakni adanya konser musik dan kegiatan ekonomi tetapi mendorong kerumunan massa. “Saya pikir kegiatan yang mengundang kerumunan cukup berbahaya saat ini,” tuturnya. Diketahui, kasus positif Covid-19 semakin meningkat. Pada Jumat (4/2), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat penambahan 32.211 kasus. Kemudian meninggal dunia tercatat sebanyak 42 orang. Sementara dinyatakan sembuh sebanyak 7.190 orang. (Wawan)
Berita Terkait