Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, Ormas Partai Berkarya Minta Kubu Tommy dan Muchdi Pr Gelar Munaslub Bersama

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 20 Januari 2023 17:56 WIB
Jakarta, MI- Pimpinan Pusat Ormas Beringin Karya (Berkarya) Indonesia angkat bicara terkait dengan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) tanggal 17 Januari 2023 yang menolak Partai Berkarya menjadi peserta Pemilu 2024. Pimpinan Pusat Berkarya Indonesia, Badaruddin Andi Picunang meminta pertanggungjawaban dari DPP Partai Berkarya untuk melakukan Munaslub bersama terhadap dinamika yang terjadi sehingga partainya tak lolos menjadi perserta pemilu 2024. “Munaslub bersama seyogyanya diikuti para pendiri, para pengurus dari semua faksi yang bertikai/bersengketa untuk menata masa depan Partai Berkarya lebih baik,” kata dia, Jumat (20/1/2023). Picunang menjelaskan, pasca putusan Mahkamah Agung (MA RI) tentang sengketa internal Partai Berkarya antara Hutomo Mandala Putra dengan Syamsu Djalal dan Muchdi PR dan kawan-kawan tanggal 22 Maret 2022 seharusnya semua pihak yang bertikai duduk bersama. “Bukan menguasai partai dengan kelompoknya sendiri, sehingga muncullah gugatan baru ke PTUN Jakarta dan PN Jakarta Selatan oleh kelompok Mayjen TNI Purn Dr. Syamsu Djalal yang juga diakui dan tercantum dalam putusan MA tersebut selaku plt Ketua Umum Partai Beringin Karya (Berkarya),” ungkap dia. Ia pun menegaskan, ormas Beringin Karya Indonesia mendukung gerakan penyelamatan partai secara konstitusional yang saat ini diprakarsai Mayjen TNI Purn Dr. Syamsu Djajal dan Drs.H. Ahmad Goesra dan kawan-kawan selaku pendiri dan penggagas adanya Partai Berkarya sejak Mei 2016. “Dan mendukung upaya pembelaan hak anggota DPRD yang terancam PAW dan pindah partai,” tegasnya. Ia pun mengaku, pimpinan Pusat ormas Beringin Karya Indonesia sedianya telah merelakan pengurus dan anggotanya yang juga sebagian besar pengurus dan anggota Partai Beringin Karya sejak tahun 2018 tanpa paksaan dan intimidasi untuk pindah berlabuh ke partai peserta Pemilu 2024 lainya. “Pimpinan Pusat akan menuntun dan mengarahkan kepada partai pilihan masing-masing dan memberikan pilihan alternatif partai terbaik (demokratis, tanpa mahar dan tekanan) yang tidak didapatkan di Partai Beringin Karya (Berkarya) sebelumnya,” pungkasnya.
Berita Terkait