Harga Tes PCR Meroket, Brando Susanto: Kemenkes harus Antisipasi Tes Swab Memadai di Jawa-Bali

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 5 Juli 2021 22:30 WIB
Monitorindonesia.com - Setelah pemberlakuan PPKM Darurat yang ketat di Jawa-Bali, dalam situasi yang cukup Darurat maka banyak masyarakat yang tidak siap. Walaupun keputusan ini dianggap pilihan yang rasional, secara umum masyarakat tidak serta-merta siap untuk berada di rumahnya masing-masing. "Kebutuhan pokok pangan dan obat-obatan serta vitamin menjadi isu khusus bagi sebagian besar di masyarakat yang tidak siap khususnya Jawa-Bali," ujar Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jakarta Utara Brando Susanto kepada wartawan, Senin (5/7/2021). Selain isu ketidaksiapan masyarakat, kata Brando, pantauan di lapangan masih banyak terdapat layanan Swab PCR yang terus melambung tinggi harganya. Ini dinilai tidak baik disaat pandemic sedang merajalela dan masyarakat dibatasi bepergian alias dirumah saja. Masyarakat yang memiliki gejala ringan seperti batuk, pilek kering, sakit tenggorokan dan lainnya hanya bisa melakukan test PCR yang dekat dengan rumah atau domisilinya. "Ini yang kemudian meningkat kan harga yang tidak sedikit dan memberatkan masyarakat," ucapnya. Dinas Kesehatan wilayah, lanjut Brando, harus turun tangan dan lakukan pengawasan dan harga demi kebaikan masyarakat. Selain itu perlu juga diaudit institusi-institusi penyelenggara Swab Test PCR dan Antigen. "Ini masih tanggung jawab pemerintah melindungi kepentingan masyarakat yang sedang sangat sulit ditengah pandemic," tandasnya.[Lin]

Topik:

Harga Tes PCR Meroket Brando Susanto Kemenkes harus Antisipasi Tes Usab PPKM Darurat Jawa-Bali