Hamas Ancam Israel dengan Roket yang Lebih Banyak

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 18 Mei 2021 20:30 WIB
-Hamas- Gaza, Monitorindonesia.com - Israel menyerang kota Gaza dengan serangan udara Senin (17/05/2021) dan kelompok militan islam membalas dengan serangan roket pada saat Presiden Joe Biden diskusi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk ketiga kalinya. “Presiden mengungkapkan dukungannya untuk memberhentikan serangan dan mendiskusikan kesepakatan AS dengan Mesir dan negara lainnya untuk menghentikan perang tersebut” sebuah pernyataan dari Gedung Putih, Senin (18/5/2021). Sejak perang mulai Senin (10/05/2021) setidaknya 200 orang warga Palestina tewas termasuk 59 orang anak dan 35 orang wanita, menurut kementerian kesehatan Gaza. Sementara itu korban tewas di Israel terkena tembakan roket Palestina 10 orang dengan satu orang anak berusia 6 tahun. Militer Israel mengungkapkan bahwa mereka telah menghancurkan terowongan Gaza sepanjang 15 km yang digunakan oleh Hamas dan juga lima bangunan bersejarah bagi pengikut Hamas, dan membunuh pimpinan Jihad Islam untuk Gaza Utara, Hassam Abu Harbeed. Sebagai balasannya, para Jihad Islam menembakkan roket daerah pesisir Israel Ashdod dan pihak berwenang melaporkan setidaknya tujuh orang terluka dalam serangan tersebut. Netanyahu mengatakan bahwa Senin (17/05/2021) setelah melakukan pertemuan dengan para petinggi di kementerian pertahanan bahwa Israel akan melanjutkan serangannya dengan menargetkan para pelaku terror dan akan melanjutkan operasi serangan selama yang diperlukan untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan terhadap semua warga Israel. Sementara itu para pasukan bersenjata Hamas berjanji akan melakukan serangan roket lebih banyak. “Musuh masih menyerang dengan membom rumah-rumah dan apartment perumahan dalam beberapa jam terakhir oleh karena itu kami memperingatkan musuh jika mereka tidak berhenti secepatnya maka kami akan tetap melajutkan menyerang Tel Aviv dengan tembakan roket,” juru bicara Abu Ubaida mengatakan menurut agensi berita Reuters. Juga Senin (17/05/2021) seorang pria Israel tewas karena terluka terkena serangan minggu lalu oleh sekelompok warga Arab di pusat kota Lod, merupakan wilayah dimana keturunan Yahudi dan Arab bercampur yang telah menjadi pusat serangan selama perang terakhir. Lebih lanjut, militer Israel mengatakan bahwa enam roket diluncurkan Senin (17/05/2021) dari Libanon tetapi hanya sedikit melewati perbatasan Israel. Situasi di daerah tersebut lagi tenang, Pasukan sementara PBB di Libanon mengatakan melalui Twitter. Mereka bekerja sama dengan pasukan tentara Libanon untuk meningkatkan patroli di daerah tersebut. Ketika Presiden Biden berdiskusi dengan perdana Menteri Netanyahu Senin (16/05/2021) dan mengungkapkan dukungan untuk mengakhiri gencatan senjata tersebut, dia juga mengulangi dukungan sepenuhnya untuk Israel melakukan pertahanan untuk melawan serangan roket . Sekretaris Negara AS Antony Blinken, meminta menteri luar negeri Israel Gabi Ashkenazi Senin (17/05/2021) untuk membahas usaha Washington untuk mengakhiri perang, menurut kementerian luar negeri As Ned Price. Blinken mengutarakan kepada para reporter Senin (17/05/2021) pada saat mengunjungi Copenhagen bahwa AS telah berusaha secara intensif di balik layar untuk mengakhiri perang dua negara tersebut termasuk melalui panggilan telepon termasuk dengan mitra negara lain di Mesir, Qatar, Pakistan, Arab Saudi dan Prancis. Dia juga meminta Hamas dan kelompok militant islam lainnya di Gaza untuk mengakhiri serangan roket terhadap Israel segera dan mengatakan bahwa Israel juga berhak mempertahankan negaranya sendiri untuk menghindari korban jiwa dan kerugian yang harus dialami masyarakat sipil. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia akan membicarakan hal ini dengan Perdana Menteri Netanyahu dalam beberapa hari mendatang untuk menghentikan gencatan senjata secepat mungkin. Dia juga menambahkan bahwa Prancis mendukung mediasi Mesir dalam konflik tersebut karena pengaruhnya terhadap kelompok militan islam. Duta Jerman Angela Merkel mengatakan Senin (17/05/2021) bahwa dia telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel dan menyatakan dukungannya untuk hak Israel mempertahankan diri. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Presiden Biden sedang mencatat sejarah dengan tangan kejamnya setelah adanya laporan administrasi yang menyatakan bahwa ia menyetujui penjualan senjata ke Israel senilai 735 juta Dolar AS. PBB menyatakan bahwa lebih dari 38.000 warga Palestina telah dipindahkan dari Gaza karena serangan udara Israel dan lebih dari 2.500 orang yang kehilangan tempat tinggal. Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan, mereka yang dipindahkan telah mencari perlindungan di 48 sekolah yang dijalankan oleh PBB untuk para pengungsi Palestina. Dia mengatakan 41 dari fasislitas tersebut telah rusak. Juga Senin (17/05/2021) Kepala Majelis Umum PBB Volkan Bozkir mengatakan bahwa 193 negara anggota PBB akan berkumpul Kamis (20/05/2021) untuk mendiskusikan situasi dengan organisasi kerja sama Islam dan liga Arab. Serangan pada Senin (17/05/2021) setelah komentar Netanyahu Minggu (16/05/2021) yang menyatakan bahwa dia tidak ada rencana untuk mengakhiri serangan udara ke Gaza. Dia mengatakan pada hari yang sama bahwa pesawat tempur Israel menghancurkan tiga gedung dan menewaskan 42 orang merupakan serangan tunggal yang mematikan dalam perang terakhir antara Israel dan Hamas. Minggu pagi Hamas meluncurkan roket dari daerah sipil Gaza terhadap daerah sipil Israel. Satu serangan di Sinoge Ashkelon di kota bagian selatan beberapa jam sebelum pelayanan malam hari untuk ibadah Shavuot Yahudi. Tidak ada korban yang dilaporkan. Perang pecah mulai Senin lalu (10/05/2021) setelah konflik di Jerusalem Timur bulan lalu. Pertikaian antara warga Palestina dengan polisi Israel memicu balasan terhadap taktik polisi Israel selama bulan suci Ramadhan dan ancaman untuk mengusir puluhan keluarga Palestina. Fokus utama adalah kerusuhan yang terjadi di Mesjid Al-Aqsa yang berlokasi di puncak bukit yang diklaim sebagai tempa suci bagi kedua umat Muslim dan Yahudi.[Yohana RJ]   Sumber: VOA #Hamas #Hamas Ancam Israel

Topik:

-