Ulkus Dekubitus, Kondisi yang Sempat Dialami Laura Anna Sebelum Meninggal

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 16 Desember 2021 09:00 WIB
Monitorindonesia.com-Ulkus dekubitus atau lebih dikenal sebagai luka baring adalah cedera yang terjadi pada kulit dan jaringan bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit. Luka baring ini paling sering terjadi pada bagian tubuh seperti tumit, pergelangan kaki, pinggul, pantat dan tulang ekor. Pengalaman kecelakaan Laura Anna dua tahun silam membuatnya mengalami kondisi ulkus debukistus, selain spinal cord injury yang membuatnya lumpuh. Kelumpuhan yang dialami Lora, sapaan mendiang gadis 21 tahun itu, membuatnya harus duduk dan berbaring lama di tempat tidur sehingga mengalami ulkus dekubitus. Ulkus dekubitus berisiko terjadi pada orang yang mengidap suatu penyakit hingga menyebabkan gerak tubuhnya terbatas. Pasien yang berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda dalam waktu yang lama, sehingga ada bagian-bagian tubuh yang terus-menerus mengalami penekanan dan muncul luka. Penyebab Ulkus Dekubitus 1. Tekanan Tekanan menjadi salah satu penyebab ulkus dekubitus. Tekanan yang konstan pada  bagian tubuh manapun dapat mengurangi aliran darah ke jaringan. Hal ini dapat menyebabkan kulit dan jaringan rusak karena kurang kurangnya nutrisi. Untuk orang dengan aktivitas yang terbatas, hal ini akan rawan terjadi pada bagian tubuh seperti tulang belakang, tulang belakang, tulang ekor, tulang belikat, pinggul, tumit, dan siku. 2. Gesekan Gesekan menjadi penyebab kedua, gesekan kulit pada kain atau pada kasur yang terlampau sering dapat menjadi penyebab luka. Apalagi jika kondisi kulit lembab, hal ini dapat memperparah luka pada kulit. 3. Pengelupasan Kulit Pengelupasan kulit biasanya terjadi karena pergeseran yang berlawanan arah. Misal saat tempat tidur bagian kepala ditinggikan tapi tiba-tiba tubuh malah merosot, makan akan terjadi pergeseran yang menyebabkan pengelupasan kulit. Selain itu, ada beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ulkus dekubitus, yaitu: Kemampuan indera perasa menurun Cedera saraf tulang belakang dan gangguan saraf dapat menyebabkan kemampuan indera perasa menurun sehingga penderita tidak merasakan adanya luka. Hal tersebut membuat luka tidak segera diobati dan menjadi semakin dalam. Kurang asupan cairan dan nutrisi Kondisi ini membuat daya tahan dan kesehatan kulit terganggu, sehingga mudah terjadi kerusakan jaringan kulit. Aliran darah terganggu Aliran darah yang terganggu akibat diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, atau multiple sclerosis dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan akibat kurangnya suplai oksigen dan nutrisi ke area tersebut. Gejala Dekubitus Ulkus dekubitus dapat muncul pada sejumlah area tubuh, tergantung bagian tubuh mana yang tertekan dalam waktu lama. Pada pengguna kursi roda, biasanya ulkus dekubitus akan muncul di area bokong, tulang ekor, tulang belakang, tulang belikat, punggung lengan, serta kaki yang bersandar pada kursi roda. Pada orang yang hanya berbaring di tempat tidur, biasanya akan terbentuk luka di belakang dan samping kepala, tulang belikat, pinggul, tulang ekor atau punggung bagian bawah, tumit, pergelangan kaki, dan bagian belakang lutut. Berdasarkan tingkatan keparahannya, berikut ini merupakan karakteristik luka yang muncul pada penderita ulkus dekubitus: Tingkat 1: perubahan warna pada daerah kulit tertentu, misalnya menjadi kemerahan atau kebiruan, disertai dengan rasa sakit atau gatal pada area kulit tersebut. Tingkat 2: luka lecet atau luka terbuka di area yang terdampak. Tingkat 3: luka terbuka hingga beberapa lapisan kulit yang lebih dalam (ulkus kulit). Tingkat 4: luka terbuka yang sangat dalam hingga mencapai otot dan tulang. Tingkat kerusakan kulit dan jaringan dikategorikan dalam dekubitus adalah kulit merah, kulit yang tidak rusak hingga cedera dalam yang melibatkan otot dan tulang.
Berita Terkait